Internasional, gemasulawesi – Berbicara pada konferensi pers di forum diplomatik di Antalya, Turki, Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riyad Al Maliki, mengatakan jika Otoritas Palestina berharap gencatan senjata dapat disepakati dalam perang di Jalur Gaza pada bulan Ramadhan.
Riyad Al Maliki menambahkan jika Otoritas Palestina akan menjadi satu-satunya otoritas yang sah untuk memerintah Jalur Gaza setelah perang.
Diketahui jika Otoritas Palestina atau PA yang menjalankan pemerintahannya sendiri secara terbatas di beberapa bagian di Tepi Barat, kehilangan kendali atas Jalur Gaza yang jatuh ke tangan Hamas pada tahun 2007.
Penjajah Israel dan Hamas dilaporkan telah bernegosiasi melalui mediator mengenai kemungkinan gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan tujuan menghentikan pertempuran tepat di bulan Ramadhan.
Di sisi lain, warga Palestina yang berada di Rafah mengatakan bahwa makanan, jika mereka dapat menemukannya, akan menjadi terlalu mahal harganya untuk mereka.
Salah satu warga Palestina yang tidak disebutkan namanya menyebutkan jika 1 kilogram tomat, yang biasanya berharga setengah dolar pada musim ramai, kini berharga 3 dolar.
“Untuk 1 kilogram daging beku, sekarang berharga 30 dolar,” imbuhnya.
Dia menambahkan jika bulan Ramadhan sebentar lagi dan mempertanyakan bagaimana masyarakat di Jalur Gaza dapat bertahan hidup di tengah kekurangan pangan yang melanda.
“Dari saat kami bangun hingga saat kami tidur, kami berjuang untuk bertahan hidup,” ungkap salah seorang warga Palestina lainnya.
Baca Juga:
Serangan Penjajah Israel, 3 Orang Dilaporkan Tewas dalam Pemboman Sekolah di Khan Younis
Dia mengakui jika warga Palestina, termasuk dengan dirinya, berjuang untuk mendapatkan air dan juga sepotong roti untuk anak-anak mereka.
“Kami kelelahan, secara mental dan juga fisik, ini tidak tertahankan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, menuduh penjajah Israel melakukan pembunuhan massal terhadap warga Palestina yang mencari bantuan makanan.
“Kami mengutuk keras serangan pasukan penjajah Israel yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa,” tandasnya. (*/Mey)