Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika penjajah Israel sedang membangun kota khusus untuk warga Yahudi penjajah Israel.
Untuk melakukan hal tersebut, penjajah Israel membangun rumah-rumah yang telah sebelumnya dihancurkan di Umm Al-Hiran, sebuah desa Badui Palestina yang berada di penjajah Israel selatan.
Sebagian besar penduduk desa kemudian terpaksa meninggalkan tanah mereka dan pindah ke Hurra, sebuah desa Badui yang lebih besar di dekatnya, meninggalkan wilayah-wilayah kehancuran yang dapat diklaim oleh penjajah Israel setelah mereka sendiri yang menyebabkan kehancuran tersebut.
Namun, sekitar 200 orang menolak untuk meninggalkan rumah mereka dan memilih untuk tetap tinggal di Umm Al-Hiran.
Penjajah Israel sendiri dilaporkan menolak untuk mengakui 35 desa Badui Palestina, yang disebutkan memberi mereka alasan untuk mencabut komunitas mereka dari tanah mereka.
Mourad Mohamed, salah satu penduduk Umm Al-Hiran, mengatakan jika mereka semua memperjuangkan hak-hak mereka.
“Kami pada akhirnya mencapai kesepakatan dengan pemerintah untuk tetap berada disini,” katanya.
Sebelum keberadaan penjajah Israel, sekitar 120.000 orang dilaporkan tinggal di desa-desa Badui yang tidak dikenal yang berada di seberang gurun.
Sementara itu, Umm Al-Hiran menjadi pengecualian karena warga Palestina pindah kesana di tahun 1956 setelah mereka diusir penjajah Israel dari desa mereka selama Nakba yang terjadi di tahun 1948.
Sejak saat itu, penjajah Israel dilaporkan terus menyita tanah Palestina, termasuk dengan tanah Badui yang memiliki kewarganegaraan penjajah Israel.
Pemerintah penjajah Israel menggunakan status tidak diakui untuk menolak hak-hak dasar dan layanan terhadap desa-desa tersebut, serta untuk membenarkan penyitaan.
Salah seorang aktivis Badui dari Desa Khan Al-Sira, mengatakan jika kota-kota tersebut bukan milik distrik kota.
“Pemerintah penjajah Israel malah memandang lahan tersebut sebagai lahan publik, dan menolak kepemilikan pribadi, serta memberi mereka perlindungan hukum untuk dapat menyita properti kapan saja,” jelasnya.
Suku Badui Palestina secara tradisional adalah masyarakat semi-nomaden dan juga penggembala hewan.
Penjajah Israel telah berjanji untuk memberikan layanan dan perumahan resmi kepada komunitas-komunitas Badui jika mereka meninggalkan desa mereka dan pindah ke kota-kota terdekat.
“Namun, kota-kota tersebut memiliki tingkat kejahatan yang tinggi dan sebagian besar penduduknya hidup dalam ketakutan satu sama lain,” terang Rabia Abu Ghan, salah satu warga Badui. (*/Mey)