Internasional, gemasulawesi – Direktur Perencanaan UNRWA, Sam Rose, menyampaikan jika penjajah Israel telah melarang UNRWA untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza sebelah utara.
Diketahui jika wilayah utara Jalur Gaza adalah tempat dimana ancaman kelaparan paling tinggi terjadi.
Sam Rose menambahkan jika dampaknya terhadap Jalur Gaza sangat dramatis setelah perang terjadi hampir 6 bulan tanpa henti.
Rose mengungkapkan jika sebuah otoritas independen pada pekan lalu memperingatkan akan terjadinya kelaparan dan orang-orang juga telah sekarat karena kelaparan di wilayah utara Jalur Gaza.
“Ini pada dasarnya adalah hukuman mati untuk banyak warga Palestina,” katanya.
Dia mengungkapkan jika situasinya sangat buruk di Jalur Gaza sebelah utara.
“UNRWA memperkirakan jika sekitar 250.000 orang telah terjebak disana,” ujarnya.
Sam Rose juge menekankan bahwa dengan menghalangi UNRWA untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina merupakan penghalang yang disengaja terhadap bantuan penyelamatan jiwa untuk masyarakat yang telah mengalami kelaparan.
“Dengan penjajah Israel memblokir bantuan, maka lebih banyak warga Palestina yang akan mati,” tandasnya.
Baca Juga:
Hingga Tuntutan Dipenuhi, Pengunjuk Rasa di Tel Aviv Sebut Akan Terus Melakukan Pemblokiran Jalan
Sementara itu, dalam konferensi pers yang dilakukannya di Amman, Yordania, dalam rangka kunjungannya ke negara tersebut, Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengatakan jika melestarikan kehidupan masyarakat di Jalur Gaza sangatlah penting.
Dia mengakui jika pihaknya telah menekankan perlunya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Guterres mengungkapkan jika pada awalnya, suara mereka relatif sendirian, namun, kini pihaknya melihat semakin banyak komunitas internasional yang menyatakan dukungan mereka untuk itu.
Lebih lanjut, Antonio Guterres memaparkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru tidak menghubungkan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan pembebasan tawanan penjajah Israel.
“Dalam resolusi tersebut disebutkan gencatan senjata diperlukan bersamaan, namun, tidak terkait dengan pembebasan semua sandera yang masih berada di Jalur Gaza tanpa syarat,” paparnya.
Dia menegaskan jika pihaknya juga telah menyatakan perlunya pembebasan para tawanan tersebut.
Sekjen PBB juga menekankan jika tidak ada standar ganda di Sekretaris Jenderal PBB. (*/Mey)