Internasional, gemasulawesi – Dalam keterangannya di sidang ICJ (Mahkamah Internasional) hari keempat, Tiongkok yang diwakili oleh penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Cina, Ma Xinmin, mengungkapkan jika Tiongkok secara konsisten mendukung keadilan rakyat Palestina.
Menurut perwakilan Tiongkok, Ma Xinmin, itu dalam hal memulihkan hak sah rakyat Palestina.
Ma Xinmin menegaskan jika Presiden Tiongkok, Xi Jinping, telah menekankan dalam beberapa kesempatan bahwa Tiongkok menyerukan gencatan senjata yang komprehensif.
Baca Juga:
Perang Gaza, Kondisi di RS Al Shifa Dilaporkan Semakin Memburuk Setiap Harinya dan Masih Mengerikan
“Cina juga menyerukan solusi 2 negara yang dilakukan melalui negosiasi,” katanya.
Ma Xinmin mengungkapkan dalam memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri, penggunaan kekuatan oleh rakyat Palestina untuk melawan penindasan asing dan juga menyelesaikan pembentukan negara yang merdeka untuk mereka adalah hak yang tidak dapat dicabut.
Di sisi lain, Iran, yang diwakili oleh Raza Najafi, mengatakan jika di ICJ semua orang masih berada di titik balik dalam sejarah umat manusia.
Raza Najafi diketahui merupakan Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan hukum dan internasional.
“Pendapat ICJ dapat menjadi landasan untuk menyelamatkan nyawa ribuan perempuan dan juga anak-anak Palestina yang tidak bersalah,” ujarnya.
Dia melanjutkan jika pendapat ICJ juga dapat memberikan kontribusi pada tuntutan sah rakyat Palestina yang kehilangan hak bawaan mereka untuk menentukan nasibnya sendiri.
Najafi juga menyebutkan serangkaian tindakan yang merupakan pelanggaran berkelanjutan yang dilakukan oleh rezim pendudukan penjajah Israel.
Beberapa tindakan tersebut, menurut Najafi, seperti tindakan diskriminatif, mengubah karakter dan status Yerusalem dan pelanggaran hak rakyat Palestina atas kedaulatan permanen atas sumber daya alamnya.
Selain itu, Najafi mengungkapkan jika tindakan itu juga termasuk dengan mengubah komposisi demografi di wilayah pendudukan.
Dalam pidato penutupnya, perwakilan Iran menuturkan jika tidak adanya tindakan atau kurangnya tindakan Dewan Keamanan PBB adalah salah satu penyebab utama pendudukan berkepanjangan yang dilakukan penjajah Israel di Palestina.
“Saat ini, Dewan Keamanan PBB lumpuh karena kebuntuan yang disebabkan oleh anggota tetap tertentu,” tandasnya.
Dia menegaskan jika publik tidak boleh membiarkan rakyat Palestina sendirian dan mengecewakan mereka.
Baca Juga:
Agresi Masih Berlanjut, Kucing Jalanan Hangatkan Hari Kaum Anak di Jalur Gaza
“Itu tidak dapat dilakukan saat mereka sangat membutuhkan dukungan dan juga bantuan kemanusiaan,” tekannya. (*/Mey)