Internasional, gemasulawesi – Salah satu pengurus pemakaman di Jalur Gaza, Saadi Hassan Sulieman Baraka, yang juga akrab disapa dengan Abu Jawad, mengakui jika kini dia bekerja dengan jam kerja yang lebih panjang.
Abu Jawad mengatakan jika kini menguburkan lebih banyak orang dalam sehari daripada yang pernah dia bayangkan sebelumnya.
Abu Jawad adalah salah satu penghuni pertama di kamp pengungsi Deir el-Balah yang berada di Jalur Gaza sebelah tengah, dimana dia tinggal di sebuah rumah kecil bersama dengan istri dan ibunya yang berusia 104 tahun.
“Saya juga merasakan gangguan terhadap kehidupan tenang saya dengan sangat dalam, baik secara mental maupun fisik,” katanya.
Abu Jawad menyampaikan jika berat badannya turun hingga 30 kilogram dan dia tidak dapat tidur di malam hari atau makan setelah melakukan penguburan.
“Yang saya lihat adalah horor murni dan tidak akan pernah hilang dari pikiran saya,” katanya.
Lebih lanjut, Abu Jawad mengungkapkan dia telah menguburkan lebih banyak orang selama perang ini dibandingkan dengan yang telah dia lakukan selama 37 tahun menjadi pengurus pemakaman.
“Paling sedikit 30 orang sehari dan paling banyak 800 orang dalam 1 hari,” ujarnya.
Abu Jawad mengatakan jika sejak perang Palestina meletus pada tanggal 7 Oktober 2023, dia telah menguburkan lebih dari 17.000 orang.
“Setiap harinya, kuburan akan dipenuhi dengan orang-orang yang menangisi makam atau mereka akan menangisi jenazah saat menunggu untuk dikuburkan,” terangnya.
Abu Jawad menyatakan jika sekarang dia bekerja di pemakaman dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore dan terkadang dapat lebih lama.
“Saya akan menyiapkan kain kafan, membangun kuburan, memimpin salat jenazah, meratapi dan menguburkan,” ucapnya.
Dia menambahkan jika ada 4 orang pengungsi dari Khan Younis yang membantunya.
“Apa yang kami lakukan adalah sukarela, kami telah ditawari uang, makanan dan bantuan, namun, kami tidak menginginkan apapun kecuali pahala,” ungkapnya.
Abu Jawad menuturkan dia harus dengan sengaja mematikan emosinya sehingga dia dapat menyelesaikan tugas sehari-harinya memberikan kenyamanan untuk keluarga saat dia menguburkan orang yang mereka sayangi. (*/Mey)