Internasional, gemasulawesi – Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallat, mengatakan jika warga Palestina yang terkait dengan Otoritas Palestina atau PA harus memerintah Jalur Gaza setelah perang.
Menurut Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, itu adalah pilihan yang paling memungkinkan.
Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, menyebutkan ada 4 skenario yang mungkin terjadi di Jalur Gaza setelah perang.
Baca Juga:
Serbu Nablus di Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menangkap 2 Warga Palestina
“Yang pertama adalah Hamas terus berkuasa jika penjajah Israel tidak sepenuhnya mengalahkannya,” katanya.
Sedangkan skenario yang kedua, menurut Gallant, adalah penjajah Israel secara permanen menduduki Jalur Gaza.
“Skenario yang ketiga, Jalur Gaza jatuh ke dalam kekacauan tanpa kepemimpinan yang terstruktur dan yang keempat adalah warga Palestina setempat memerintah Jalur Gaza mengikuti jejak Ramallah di Tepi Barat yang dipimpin oleh Otoritas Palestina,” ungkapnya.
Baca Juga:
Krisis Kemanusiaan Karena Perang, Jepang Akan Salurkan Bantuan ke Gaza Melalui Koridor Mediterania
Yoav Gallant memaparkan jika skenario yang paling tidak merugikan adalah warga Palestina setempat yang tidak terafiliasi dengan Hamas, memimpin Jalur Gaza.
Namun, pernyataan Yoav Gallant mendapatkan reaksi yang keras dari beberapa anggota kabinet keamanan penjajah Israel, termasuk dengan Menteri Transportasi Miri Regev dan Menteri Kehakiman Yariv Levin, yang menuduh Yoav Gallant secara efektif mendukung Otoritas Palestina.
Di sisi lain, serangan udara yang dilakukan penjajah Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 15 pejuang Hamas di Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah.
Militer penjajah Israel menyebutkan jika itu juga termasuk dengan seorang komandan pasukan penembak jitu.
“Pasukan penjajah Israel membunuh 10 orang pejuang lainnnya di tempat lainnya di Jalur Gaza tengah,” ujar mereka.
Di selatan Khan Younis, dikabarkan pasukan penjajah Israel menghancurkan gudang senjata Hamas sekaligus mengarahkan serangan udara terhadap 2 anggota Hamas lainnya.
Serangan terbaru yang dilakukan penjajah Israel menimbulkan banyak korban sipil.
Diketahui jika 1 serangan terhadap sebuah rumah keluarga di dekat kamp pengungsi Nuseirat menewaskan 36 orang, yang sebagian besar diantaranya adalah anak-anak dan juga beberapa wanita hamil. (*/Mey)