Internasional, gemasulawesi – Salah seorang warga Palestina dari daerah Tall az-Zaatar di Jalur Gaza utara, Rajab al Borai, mengakui dia tidak menyerah pada keputusasaan dan juga kelaparan.
Rajab al Borai juga mengungkapkan jika dia 2 kali terluka karena serangan yang dilakukan penjajah Israel.
Rajab al Borai menyampaikan jika dia mulai menanam berbagai tumbuhan di kebun yang ada di depan rumahnya dengan harapan dapat menanam kacang-kacangan, paprika, tomat dan juga strawberri.
Baca Juga:
Perang Palestina, Perintah Evakuasi Penjajah Israel di Jalur Gaza Disebutkan Ilegal
“Kami mencoba menanam sayuran, namun, kami juga terpaksa memakan daun-daunan,” ujarnya.
Rajab al Borai memaparkan jika dia pertama kali terluka dalam serangan udara di kamp pengungsi Jabalia pada bulan Oktober 2023 lalu.
“Saya juga kembali terluka saat sedang mencari tanaman dan sayuran untuk memberi makan keluarga saya,” katanya.
Rajab al Borai menuturkan meskipun dia terluka, dia tetap ingin bertani untuk menyediakan makanan untuk anak-anaknya yang masih kecil.
“Yang saya inginkan hanyalah makanan dan juga minuman untuk keluarga saya,” ucapnya.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyebutkan jika penjajah Israel memeriksa sekitar 400 jenazah ketika menyerbu fasilitas kesehatan di Jalur Gaza pada bulan lalu untuk mencari para sandera.
Baca Juga:
Lakukan Penggerebekan di Tepi Barat, Penjajah Israel Dilaporkan Menangkap 25 Warga Palestina
“Tidak satu pun dari jenazah yang diperiksa merupakan tawanan penjajah Israel,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Hingga kini, hampir 130 tawanan penjajah Israel masih belum ditemukan di Jalur Gaza, namun, sekitar 30 diantaranya diyakini telah terbunuh.
Hamas sebelumnya mengklaim banyak tawanan yang terbunuh akibat pemboman penjajah Israel dan menegaskan jika mereka tidak dapat memberikan laporan lengkap mengenai mereka yang masih hidup sampai perang benar-benar berhenti.
Baca Juga:
Mayoritas Tewas di Khan Younis, Militer Penjajah Israel Klaim Bunuh Lebih dari 20 Pejuang Hamas
Laporan baru berdasarkan wawancara dengan pejabat pemerintah menyebutkan jika penjajah Israel secara konsisten dan tanpa dasar memblokir operasi bantuan ke Jalur Gaza, bahkan rakyat Palestina mengalami kelaparan.
Sementara itu, seruan untuk memperbolehkan lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza semakin keras ketika para pejabat kesehatan Gaza melaporkan total 20 orang kini telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi. (*/Mey)