Internasional, gemasulawesi – Kementerian Luar Negeri Palestina dilaporkan telah menuntut pihak berwenang membuka semua penyeberangan perbatasan untuk memungkinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza.
Disebutkan juga, jika Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pencegahan masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan rakyat Palestina yang sedang dilanda krisis kelaparan, terutama di wilayah Jalur Gaza utara.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan jika fokus penjajah Israel dalam memberikan persetujuan pembukaan jalur laut dan mencegah masuknya bantuan melalui jalur darat ditujukan pada rencana pemerintah penjajah Israel untuk melanggengkan pendudukan.
“Juga untuk pemisahan Tepi Barat dari Jalur Gaza dan pengusiran rakyat Palestina,” ujar mereka.
Di sisi lain, meskipun perundingan gencatan senjata dilangsungkan tanpa adanya tanda-tanda kemajuan, masyarakat di seluruh Jalur Gaza, termasuk dengan 600.000 orang yang sebagian besar mengalami trauma dan kelaparan di Jalur Gaza utara, dilaporkan merasa terpukul.
Dilaporkan jika mereka mengawasi perundingan tersebut, namun pada saat yang sama, rakyat Palestina juga mengalami kelaparan dan penembakan yang terus berlanjut.
Serangan udara tanpa henti juga terus dilakukan oleh pasukan penjajah Israel dengan terus menargetkan rumah-rumah penduduk.
Disebutkan jika banyak antisipasi, namun, masyarakat juga sangat berhati-hati karena tidak ada hasil yang pasti dari perundingan gencatan senjata tersebut.
“Orang-orang menggambarkannya sebagai penyiksaan sebelum kematian karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menambahkan jika kemungkinan invasi darat yang akan meluas di Rafah adalah hal yang membuat masyarakat sangat khawatir saat ini.
Di pihak lain, UNRWA menyatakan jika pihaknya telah mendistribusikan tepung kepada sekitar 370.000 keluarga di Jalur Gaza bagian selatan.
Mengenai perundingan gencatan senjata, Hamas menyatakan jika pihak mereka telah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Baca Juga:
Sebut Gerebek Infrastruktur Teroris, Tentara Penjajah Israel Lakukan Operasi Baru di Khan Younis
“Namun, penjajah Israel menghindari tuntutan gencatan senjata,” ujar mereka.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan jika mereka akan terus melakukan negosiasi melalui mediator untuk mencapai kesepakatan yang memenuhi tuntutan dan kepentingan rakyat Pelestina. (*/Mey)