Internasional, gemasulawesi – Direktur Human Rights Watch untuk penjajah Israel dan Palestina, Omar Shakir, mengatakan jika serangan pasukan penjajah Israel terhadap orang-orang yang mencari bantuan di Jalur Gaza adalah bagian dari pola kekerasan puluhan tahun yang dilakukan penjajah Israel.
Direktur Human Rights Watch, Omar Shakir, menyatakan jika pemerintah penjajah Israel membuat warga Palestina di Jalur Gaza kelaparan.
“Penjajah Israel menggunakan kelaparan warga sipil Palestina sebagai senjata perang, yang merupakan kejahatan perang,” katanya.
Shakir menambahkan jika penjajah Israel menciptakan kondisi bencana yang mengarah pada situasi tersebut.
“Pemerintah penjajah Israel juga mempunyai rekam jejak yang panjang dalam menggunakan kekerasan yang melanggar hukum dan juga berlebihan terhadap rakyat Palestina,” ujarnya.
Menurut Shakir, itu dilakukan tidak hanya dalam konteks serangan udara, namun, juga dalam situasi kepolisian normal,” terangnya.
Baca Juga:
Sebut Gerebek Infrastruktur Teroris, Tentara Penjajah Israel Lakukan Operasi Baru di Khan Younis
Lebih lanjut, Shakir menuturkan jika setelah dibom, mengungsi berkali-kali dan juga kelaparan, warga Palestina kini ditembak dan dibunuh saat mencari pasokan makanan.
“Gagasan bahwa orang-orang dibunuh karena mereka mencari makanan yang terbatas sangat mengerikan,” ucapnya.
Sementara itu, seorang dokter Kanada yang menghabiskan seminggu merawat pasien di Jalur Gaza pada bulan Februari, Dr Yipeng Ge, mengatakan jika setiap orang di Jalur Gaza telah terkena dampak krisis ketidakamanan pangan, air dan perumahan yang tumpang tindih.
“Salah satu anak yang saya lihat adalah anak yang paling sakit yang pernah saya lihat sepanjang karier medis saya atau sepanjang saya menjadi dokter,” akunya.
Dr Yipeng Ge mengungkapkan jika anak tersebut digendong oleh ibunya dan tidak dapat berjalan lagi karena kekurangan gizi.
“Saya dapat melingkarkan jari telunjuk dan ibu jari saya seluruhnya pada lengan atas dan kaki bawah anak ini, dia juga masih berusia 9 hingga 10 tahun,” ungkapnya.
Baca Juga:
Akui Khawatir, Kepala Hak Asasi Manusia PBB Peringatkan Perang Gaza Dapat Memicu Konflik Regional
Ge mengakui jika dia khawatir anak itu mungkin telah meninggal.
“Kami bahkan tidak dapat mengobatinya karena kekurangan alat-alat dan antibiotik,” paparnya. (*/Mey)