Internasional, gemasulawesi – Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, menyatakan jika perang di Jalur Gaza telah adalah tong mesiu dan berpotensi memicu konflik regional yang lebih luas.
Volker Turk menyebutkan jika perang di Jalur Gaza telah menimbulkan dampak yang berbahaya di negara-negara tetangga.
“Dan saya sangat khawatir jika percikan api di dalam tong mesiu akibat konflik di Jalur Gaza dapat menyebabkan kebakaran yang lebih luas nantinya,” ujarnya.
Dia menambahkan jika ini akan berdampak pada setiap negara di kawasan Timur Tengah dan banyak negara yang ada di luarnya.
Di sisi lain, sejak awal perang Gaza, banyak negara dan organisasi internasional telah memperingatkan agar perang tidak meluas karena khawatir terhadap dampak buruk yang dapat ditimbulkannya.
Sementara itu, Mohammed Al-Hindi, yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam, dalam konferensi persnya menyampaikan jika penjajah Israel gagal menumpas perlawanan dan tidak berhasil mendapatkan satu pun tawanan.
Terkait pengiriman bantuan kemanusiaan yang dilakukan dari udara oleh Amerika Serikat, Al-Hindi menuturkan jika sungguh ironis AS memberikan senjata kepada penjajah Israel dan melemparkan remah-remah makanan kepada Palestina.
“Washington khawatir akan meluasnya konflik dan sedang mengupayakan gencatan senjata untuk membebaskan para tawanan penjajah Israel, bukan untuk menghentikan pertempuran,” paparnya.
Dia menambahkan jika konfrontasi yang terjadi sekarang ini akan meningkatkan ketahanan, kekuatan dan kemampuan rakyat Palestina dalam menghadapi tantangan masa depan.
“Siapa saja yang menghindari konfrontasi dengan penjajah Israel di Jalur Gaza akan hidup sebagai budak penjajah Israel dan Amerika Serikat,” tegasnya.
Al-Hindi menekankan jika di akhir perang, pengaruh penjajah Israel di kawasan dan dunia akan berkurang.
Terdapat laporan yang menyebutkan jika jumlah anak yang meninggal akibat kekurangan gizi dan perawatan medis yang tidak memadai di Jalur Gaza meningkat menjadi sekitar 16 anak.
Lebih dari 30.000 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 71.000 lainnya terluka akibat serangan penjajah Israel yang dimulai sejak tanggal 7 Oktober 2023. (*/Mey)