Ketegangan Dekati Titik Didih, Warga Palestina di Lydd Dilaporkan Takut dengan Ancaman Kekerasan dari Penjajah Israel

Ket. Foto: Warga Palestina di Lydd Dikabarkan Takut dengan Ancaman Kekerasan dari Penjajah Israel
Ket. Foto: Warga Palestina di Lydd Dikabarkan Takut dengan Ancaman Kekerasan dari Penjajah Israel Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Sejak perang meletus di tanggal 7 Oktober 2023, ketegangan di kota-kota campuran Palestina dan penjajah Israel telah mendekati titik didih.

Namun, hanya sedikit tempat yang mengalami ketegangan seperti di Lydd, sebuah kota yang dipimpin oleh Walikota Yair Revivo, yang berhaluan sayap kanan.

Lydd juga merupakan tempat hubungan antara warga Palestina dan penjajah Israel telah tegang selama bertahun-tahun.

Baca Juga:
Banyak yang Terjebak pada Reruntuhan, Serangan Penjajah Israel di Rafah Tewaskan Sedikitnya 14 Warga Palestina

Aktivis Palestina, Ghassan Mounayer, mengatakan jika warga Palestina di Lydd takut akan nyawa mereka karena hidup dalam bayang-bayang pemerintah penjajah Israel dan warga penjajah Israel yang bersenjata lengkap.

Ghassan Mounayer menyatakan jika Lydd dapat ‘meledak’ setiap saat dan menjadi konflik yang dapat mengarah pada penganiayaan, kekerasan dan bahkan pengusiran warga Palestina.

“Warga Palestina di Lydd tahu jika penjajah Israel mencari situasi apapun untuk membunuh ataupun menangkap mereka, karena saat ini adalah waktu perang,” katanya.

Baca Juga:
Perang Masih Terus Berlangsung, Otoritas Palestina Harapkan Gencatan Senjata di Jalur Gaza pada Bulan Ramadhan

Menurutnya, penjajah Israel hanyalah sebuah negara demokrasi bagi warga Yahudi penjajah Israel dan banyak warga Yahudi penjajah Israel yang ingin warga Palestina meninggalkan Lydd, serta pergi ke desa-desa Arab.

Dilaporkan jika warga Palestina di Lydd merupakan 27% dari populasi kota tersebut.

Banyak diantaranya yang tinggal di perkotaan dan lingkungan miskin.

Baca Juga:
Agresi Militer Penjajah Israel, UN Women Sebut Konflik di Jalur Gaza Juga Merupakan Perang terhadap Perempuan

Selain itu, banyak juga warga Palestina yang keluarganya telah tinggal di Lydd selama beberapa generasi sebelum terjadinya Nakba di tahun 1948, ketika warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah dan desa mereka selama pembentukan negara penjajah Israel.

Maha Al-Nakeeb adalah seorang pengacara hak asasi manusia Palestina di Lydd yang mengakui telah kehilangan 16 orang kerabatnya karena perang di Jalur Gaza.

“Meskipun saya mengalami trauma, saya menahan diri untuk tidak berkomentar ataupun mengkritik perang di media sosial karena takut akan tertangkap,” akunya.

Baca Juga:
Krisis Kemanusiaan, Pasukan Penjajah Israel Terus Lakukan Pemboman Selama 3 Hari di Sebelah Timur Deir El Balah

Al-Nakeeb mengungkapkan jika semua warga Palestina di Lydd hidup di bawah ancaman yang terjadi terus-menerus.

“Semua warga Palestina disini hidup dalam ketakutan,” pungkasnya. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Serangan Penjajah Israel, 3 Orang Dilaporkan Tewas dalam Pemboman Sekolah di Khan Younis

3 orang warga Palestina dilaporkan tewas akibat pemboman yang dilakukan oleh penjajah Israel di Khan Younis, Jalur Gaza.

Agresi Penjajah Israel, Menteri Pertahanan AS Sebut Lebih dari 25000 Perempuan dan Anak Telah Terbunuh dalam Perang Gaza

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menerangkan jika lebih dari 25.000 perempuan dan anak-anak telah terbunuh dalam perang di Jalur Gaza.

Kehabisan Bahan Bakar, RS Al Shifa di Jalur Gaza Kini Hanya Miliki 3 Ambulans yang Beroperasi

Menurut laporan, RS Al Shifa di Jalur Gaza kini hanya mempunyai 3 ambulans yang beroperasi karena kehabisan bahan bakar.

Diserang saat Menunggu Bantuan, Seorang Warga Palestina Sebut Setiap Konvoi yang Datang Berarti Pembantaian Kembali

Salah satu warga Palestina menyebutkan jika setiap konvoi bantuan kemanusiaan yang datang berarti pembantaian kembali.

Beri Alasan untuk Mencabut Komunitas dari Tanah Mereka, Penjajah Israel Tolak Akui 35 Desa Badui Palestina

Penjajah Israel menolak untuk mengakui 35 desa Badui Palestina untuk memberi mereka alasan mencabut komunitas dari tanah mereka.

Berita Terkini

wave

Nasib Nyawa di Gunung Nasalane: Menanti Keadilan yang Belum Menyentuh Dg Aras

Hukum yang tak bertaring dihadapan pemodal tambang ilegal, hampir terjadi disemua titik PETI yang tersebar di Parigi moutong.

Tebalnya Tembok "Imunitas" Tambang Ilegal Buranga: Mengapa Hukum Tak Berdaya Dihadapan Reni?

Polres Parigi Moutong dinilai tak bertaring dihadapan Reni salah satu tokoh sentral dibalik beroperasinya tambang ilegal di Desa Buranga.

Diduga Kebal Hukum, Kelompok Haji Anjas, Mustari dan Ahmad Geser Operasi Tambang Ilegal ke Desa Buranga

Dugaan kebal hukum pengelola PETI di Desa Buranga mencuat, seolah tidak perduli hukum aktifitas tambang ilegal Buranga tetap beroperasi.

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.


See All
; ;