Internasional, gemasulawesi - Ketika di tanggal 4 Desember 2023 lalu Hamas menyerukan perekrutan di Lebanon, diketahui jika beberapa partai politik dan pejabat utama dari negara Lebanon mengeluarkan kecamannya atas tindakan Hamas tersebut.
Mereka juga menuduh Hamas melanggar hak asasi manusia dan kedaulatan nasional suatu negara.
Beberapa analis menuturkan yang dilakukan Hamas itu terjadi karena kekuatan militer kelompok Lebanon hegemoni, khususnya di Lebanon selatan.
Baca Juga: Aksi Solidaritas, Aktivis Serukan Masyarakat Dunia Berhenti Gunakan Kartu Kredit hingga Seminggu
Terdapat keyakinan jika perekrutan yang dilakukan Hamas itu juga dilakukan dengan melakukan pengumuman di kamp-kamp pengungsi Palestina.
Selain itu, juga termasuk dengan pengumuman dari masjid yang ada disana.
Soerang profesor ilmu politik di American University Of Beirut, Hilal Khashan, menyatakan jika Hizbullah mencoba mendapatkan dukungan dari kelompok Sunni (seperti Hamas di Lebanon) dalam perjuangan mereka melawan Israel dari Lebanon selatan.
“Namun, aktor lain tidak akan dapat bertindak secara mandiri karena Hizbullah sepenuhnya mengendalikan situasi perbatasan,” katanya.
Baca Juga: Masih Agresi, Ini Bagaimana Hamas Mengejutkan Penjajah Israel dan Pertaruhkan Masa Depannya
Laporan menyebutkan jika hubungan antara Hamas dan Hizbullah kembali dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Ini terjadi setelah perpecahan akibat perang saudara di Suriah.
Para analis percaya jika kecil kemungkinan Hamas akan menyerukan ekspansi di Lebanon tanpa sebelumnya melakukan konsultasi dan bertanya terlebih dahulu dengan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Baca Juga: Dihancurkan, Pertempuran Shuja’iyya Disebutkan Akan Jadi Salah Satu Prestasi Hebat Brigade Al Qassam
Para analis juga menyebutkan jika dengan peningkatan dari kehadiran Hamas di Lebanon juga dapat menjadi keputusan taktis yang menguntungkan untuk Hizbullah.
Hilal Khashan menuturkan Hizbullah sedang mencari sekutu lokal pada periode pasca perang karena komponen militernya akan dipertanyakan oleh publik sebab Israel menginginkan Hizbullah untuk segera keluar dari Litani selatan.
Drew Mikhael yang merupakan pakar pengungsi Palestina di Lebanon memaparkan dengan menumbuhkan kader mereka di Lebanon, Hamas dapat mengatakan bahwa mereka memperkuat posisi politik mereka dimana pun mereka berada.
Namun, pengumuman perekrutan dari Hamas tersebut juga menimbulkan kehebohan di beberapa komunitas yang ada di Lebanon.
Ketua Gerakan Patriotik Bebas, Gebran Bassil, yang adalah sebuah partai dengan mayoritas penduduk yang beragama Kristen menegaskan mereka menganggap tindakan bersenjata apapun yang berasal dari wilayah Lebanon sebagai serangan terhadap kedaulatan nasional. (*/Mey)