Internasional, gemasulawesi – Kelangkaan uang tunai dilaporkan melanda Jalur Gaza setelah penjajah Israel memblokir uang tunai dan pasukan penjajah Israel juga menghancurkan atau merusak sebagian besar bank di Jalur Gaza.
Setelah lebih dari 7 bulan perang berlangsung di Jalur Gaza, hanya segelintir ATM yang masih beroperasi di Jalur Gaza, dengan sebagian besar ATM berada di Rafah.
Tentara penjajah Israel diketahui telah memerintahkan warga sipil untuk mengevakuasi diri dari Rafah.
Diketahui jika tank-tank penjajah Israel memasuki kawasan pemukiman di Rafah kemarin, 14 Mei 2024, waktu Palestina.
Warga dan pekerja bantuan di Jalur Gaza mengatakan banyak orang yang tidak memiliki uang tunai untuk membeli apa yang dibutuhkan.
Warga Palestina juga menyatakan serangan penjajah Israel di Rafah telah kembali mengeringkan pasokan dan menaikkan harga.
Salah satu pedagang mata uang di Kota Gaza, Ahmad al-Hayek, mengatakan jika fakta bahwa tidak ada bank di Jalur Gaza sejak perang dimulai hingga hari ini, tidak ada satu pun syikal yang masuk ke Jalur Gaza.
Dia mengakui bahwa uang di Jalur Gaza sama dengan yang sebelumnya.
Disebutkan jika perekonomian bergantung pada syikal penjajah Israel.
Sistem keuangan Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada penjajah Israel, yang harus menyetujui transfer besar-besaran dan pergerakan uang tunai ke wilayah Jalur Gaza.
Di sisi lain, Wakil Perdana Menteri Inggris, Oliver Dowden, menegaskan Inggris akan terus menyetujui ekspor senjata ke penjajah Israel.
“Operasi besar-besaran di Rafah tidak dengan sendirinya mengakibatkan penghentian pasokan senjata Inggris,” ucapnya.
Dia mengatakan penilaian yang Inggris lakukan terhadap pengendalian ekspor senjata adalah salah satu yang paling ketat di dunia.
Dowden menyampaikan tidak ada satu pun tindakan yang mewakili garis merah.
“Seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri beberapa hari yang lalu, Inggris yakin terus melakukan ekspor senjata ke penjajah Israel,” terangnya.
Mengenai Rafah, Dowden menuturkan apa yang terus Inggris lakukan adalah berinteraksi dengan penjajah Israel mengenai kekhawatiran berkaitan masuknya bantuan.
“Juga mengenai tindakan yang tepat dalam setiap serangan untuk memastikan kami meminimalkan jatuhnya korban dari warga sipil,” katanya. (*/Mey)