Internasional, gemasulawesi – Militer penjajah Israel menyatakan pihaknya membangun rumah sakit lapangan yang baru untuk orang-orang yang terpaksa mengungsi dari Rafah bagian timur.
Dalam pernyataan mereka kemarin, 11 Mei 2024, waktu Palestina, militer penjajah Israel menyampaikan rumah sakit lapangan baru itu dibangun di Deir El Balah, yang berada di Jalur Gaza bagian tengah.
Disebutkan jika hal ini terjadi ketika militer penjajah Israel menghentikan hampir semua bantuan ke Jalur Gaza sejak menyerang Rafah, yang berlokasi di Jalur Gaza bagian selatan, awal pekan ini.
Diketahui jika invasi darat Rafah itu dilakukan penjajah Israel dengan mengabaikan peringatan internasional mengenai situasi kemanusiaan yang mengerikan untuk 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Sementara itu, dengan meluasnya protes pro-Palestina di sejumlah kampus di Amerika Serikat, setidaknya 50 profesor telah ditangkap.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan sejak tanggal 18 April 2024, lebih dari 2.400 mahasiswa telah ditangkap di lebih dari 50 kampus di Amerika Serikat.
Beberapa profesor yang ditangkap mengatakan mereka ingin mendukung hak kebebasan berpendapat mahasiswa.
Namun, dilaporkan jika para profesor tersebut juga ditahan dengan kekerasan, sehingga menyebabkan luka-luka.
Sementara itu, Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyampaikan kerusakan infrastruktur di Jalur Gaza juga menjadi faktor lain yang menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan, selain karena ditolak atau ditunda oleh penjajah Israel.
“Rute yang masih tersedia untuk digunakan oleh sejumlah organisasi kemanusiaan yang ingin atau akan menyalurkan bantuan kemanusiaan seringkali terhalang oleh puing-puing bangunan,” terang mereka.
OCHA memaparkan jika sekitar 2,3 juta ton puing, dari total 37,5 juta ron di seluruh Jalur Gaza, disebabkan oleh jalan-jalan yang rusak.
“Layanan Pekerjaan Ranjau PBB melaporkan jika sejumlah puing yang cukup besar mengandung bom yang tidak dapat diledakkan,” ujar mereka.
Menurut OCHA, setidaknya 10 persen amunisi yang ditembakkan berpotensi tidak berfungsi.
“Ini menyebabkan bom seberat 1.000 pon atau 450 kilogram tertinggal di persimpangan utama dan di lingkungan sekolah,” jelas mereka. (*/Mey)