Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, serangan udara besar-besaran dilakukan pasukan penjajah Israel di Kamp Pengungsi Jabalia, yang berada di Jalur Gaza bagian utara.
Salah satu sumber lokal yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika jet tempur penjajah Israel mengebom wilayah timur Kamp Pengungsi Jabalia hari Sabtu kemarin, 11 Mei 2024, waktu Palestina.
Sumber tersebut mengatakan serangan itu membuat beberapa orang warga Palestina tewas, namun, jumlah pasti korban hingga kini belum diketahui secara pasti.
“Pasukan penjajah Israel juga diketahui meluncurkan sejumlah tembakan kepada ambulans dengan menggunakan drone quadcopter,” katanya.
Dia melanjutkan ambulans tersebut sedang berada di dekat klinik UNRWA di pusat Kamp Pengungsi Jabalia.
Disebutkan jika serangan tersebut terjadi ketika tentara penjajah Israel memperbarui serangannya di Jalur Gaza bagian utara, setelah sebelumnya mereka menyatakan telah mengalahkan Hamas di wilayah itu.
Sumber juga menyampaikan pengeboman yang dilakukan oleh penjajah Israel di Jabalia mengubah daerah tersebut.
Dia menggambarkannya sebagai sabuk api.
Di sisi lain, diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengkritik perintah evakuasi terbaru dari penjajah Israel di Rafah.
“Mereka memaksa warga sipil untuk mengungsi ke zona yang tidak aman yang tidak dapat ditoleransi,” ujarnya.
Borrell juga kembali menyatakan desakannya kepada penjajah Israel untuk tidak melanjutkan serangan darat di Rafah.
Dia menegaskan serangan itu akan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang telah mengerikan di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Serang Rafah, Hamas Tegaskan Operasi Terbatas yang Disebutkan Penjajah Israel Merupakan Kebohongan
Sebelumnya, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, menekankan perintah evakuasi yang diperluas di Jalur Gaza tidak dapat diterima.
Sementara itu, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyampaikan serangan darat di Rafah akan mengakibatkan hilangnya banyak nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Di sisi lain, puluhan ribu orang mengambil bagian dalam protes anti pemerintah di penjajah Israel ketika tekanan meningkat terhadap pemerintahan Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, untuk membuat kesepakatan dengan Hamas untuk dapat memulangkan para tawanan yang hingga kini masih berada di Jalur Gaza.
Sejak perang berlangsung dari tanggal 7 Oktober 2023, sekitar 34.971 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 78 ribu orang mengalami luka-luka. (*/Mey)