Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika militer penjajah Israel memperluas operasi di Rafah dan terus menggempur bagian timur kota tersebut.
Hal ini memaksa masyarakat Palestina untuk pindah ke daerah aman yang baru ditetapkan, termasuk Deir El Balah, yang menjadi tempat ribuan orang atau ribuan pengungsi Palestina berdatangan.
Karena itu, Deir El Balah dikabarkan kehabisan ruang dan juga kehabisan sumber daya, khususnya air.
Dalam beberapa waktu terakhir, tampaknya terjadi peningkatan serangan artileri di wilayah timur dan barat Rafah, yang merupakan tempat sebagian besar pengungsi Palestina berlindung.
Warga Palestina di Deir El Balah diketahui beramai-ramai mendirikan tenda dan berusaha untuk mencari unit perumahan yang dapat ditinggali.
Selain itu, hanya ada 1 rumah sakit operasional di Deir El Balah yang beroperasi dengan kapasitas paling rendah yang dapat dibayangkan.
Di sisi lain, 3 sumber yang mengetahui tentang perundingan gencatan senjata, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan jika tuntutan Hamas untuk menghentikan pertempuran selama 12 minggu adalah poin utama yang menjadi hambatan untuk penjajah Israel selama perundingan berlangsung pekan ini.
Para pejabat penjajah Israel disebutkan sangat menentang jeda 12 minggu itu dan beralasan pada praktiknya tidak ada bedanya dengan setuju untuk mengakhiri perang.
Para pejabat penjajah Israel juga dikabarkan sangat ingin melanjutkan operasi mereka di Rafah.
Baca Juga:
Serang Rafah, Hamas Tegaskan Operasi Terbatas yang Disebutkan Penjajah Israel Merupakan Kebohongan
Sementara itu, ISW (Institute for the Study of War) dan CTP (Critical Threats Project), yang merupakan 2 lembaga pemikir, menyatakan pembersihan ulang ketiga yang dilakukan pasukan penjajah Israel di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza beberapa waktu yang lalu menunjukkan Hamas tetap aktif di luar Rafah.
Dalam penilaian terbaru mereka, 2 lembaga pemikir yang memiliki basis di AS tersebut mencatat meskipun penjajah Israel berulang kali melakukan upaya pembersihan, Hamas tetap aktif dan bertempur secara efektif di wilayah Jalur Gaza bagian utara.
“Ketika Hamas telah membangun kembali kapasitasnya di Jalur Gaza utara, kemungkinan besar Hamas juga akan membangun di Rafah setelah operasi darat yang direncanakan,” ujar mereka. (*/Mey)