Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, militer penjajah Israel telah melakukan penangkapan di seluruh Tepi Barat.
Penggerebekan dan penangkapan yang dilakukan pada tadi malam, 8 Mei 2024, waktu Palestina, diketahui membuat 1 orang warga Palestina ditahan selama penyerbuan.
Pasukan penjajah Israel juga telah menggerebek kota Halhul dan menangkap kembali seorang pria Palestina yang telah dibebaskan dari penjara penjajah Israel 2 minggu yang lalu.
Militer penjajah Israel juga menyerbu kota Qabatiya dan sebuah desa yang berada di sebelah selatan Jenin, dimana mereka kembali menangkap seorang pria Palestina.
Dalam penggerebekan di Qabatiya, sebuah buldozer milik penjajah Israel dikabarkan diledakkan dengan alat peledak.
Militer penjajah Israel juga menggerebek sejumlah lokasi lain di Tepi Barat, seperti Ramallah dan Al-Bireh, Beit Ummar yang berada di sebelah barat Hebron, Barta’a yang berada di sebelah barat Jenin dan Urif serta Desa Tal yang berada di sebelah selatan Nablus.
Di sisi lain, salah satu pendiri Health Workers 4 Palestine, Dr Omar Abdel-Mannan, mengatakan jika ada lebih dari 200 kasus penghilangan atau penculikan yang terutama terjadi pada petugas kesehatan, dengan banyak diantaranya yang tidak diketahui apakah masih hidup atau telah mati.
“Kami juga telah mengambil kesaksian dari sejumlah petugas kesehatan yang salah satunya ditangkap selama 62 hari,” ujarnya.
Dia menambahkan jika petugas kesehatan itu berbicara tentang penyiksaan setiap harinya.
Abdel-Mannan yang juga merupakan ahli saraf anak juga mendesak komunitas internasional untuk menyoroti penderitaan petugas kesehatan di Jalur Gaza.
“Saya pikir penting untuk mereka untuk mulai angkat bicara,” katanya.
Dia melanjutkan institusi medis seperti Royal College of the UK dan British Medical Association perlu mulai membuat pernyataan tentang kesucian layanan kesehatan.
“Fakta bahwa menyerang dan membunuh banyak petugas kesehatan adalah hal yang sangat tidak dapat diterima,” paparnya.
Diketahui jika 34.844 orang telah tewas dan 78.404 luka-luka dalam serangan penjajah Israel di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu. (*/Mey)