Internasional, gemasulawesi – Pelapor Khusus PBB, Balakrishnan Rajagopal, menyatakan apa yang terjadi di Jalur Gaza, dengan tentara penjajah Israel yang memaksa warga Palestina berpindah dari 1 tempat ke tempat yang lain adalah pembersihan etnis.
Menurut Pelapor Khusus PBB, Balakrishnan Rajagopal, menyampaikan tujuannya pada akhirnya adalah tidak membiarkan warga Palestina hidup normal.
Balakrishnan Rajagopal menegaskan jika ini adalah masalah yang sangat memprihatinkan karena ini adalah kejahatan perang yang sangat serius menurut hukum internasional.
“Khususnya jika mengingat status penjajah Israel sebagai kekuatan pendudukan,” katanya.
Dia menambahkan penghancuran sejumlah besar infrastruktur dan perumahan di Jalur Gaza oleh tentara penjajah Israel merupakan sebuah pembunuh massal.
Rajagopal menyampaikan apa yang dunia lihat dalam kasus Jalur Gaza jelas merupakan kasus pembunuhan dan juga merupakan tindakan genosida dikarenakan tujuan dari penghancuran tersebut, yang melebihi 70 hingga 80 persen di seluruh Jalur Gaza, adalah untuk menjadikan Gaza tidak dapat dihuni.
“Menurut saya, ini seperti sebuah bentuk yang di Amerika Serikat disebut dengan ‘turkey shoot’,” tuturnya.
Balakrishnan Rajagopal menyatakan penjajah Israel hanya melakukan latihan sasaran terhadap masyarakat Jalur Gaza.
“Untuk saya, tidak ada konflik lain yang menyerupai konflik Gaza di dunia,” akunya.
Sementara itu, Kepala Badan UNRWA, Philippe Lazzarini, yang merupakan Kepala UNRWA, mengajukan permohonan lain untuk menghentikan pembunuhan terhadap warga Palestina saat militer penjajah Israel terus melakukan serangan darat di kota-kota yang ada di Jalur Gaza dan juga mengebom warga sipil dari udara.
“Tidak ada kata-kata tersisa yang dapat memberikan keadilan untuk rakyat Jalur Gaza,” ungkapnya.
Lazzarini menegaskan jika warga Palestina adalah manusia, seperti semua orang yang lain di dunia.
“Mereka dulunya mempunyai impian, mereka adalah bagian dari komunitas yang dinamis dan beragam, tetapi, sekarang yang ada hanyalah kehidupan yang hancur serta masa depan yang hancur,” paparnya.
Di sisi lain, penembakan yang dilakukan penjajah Israel membuat 4 anak di Al-Zuwaida meninggal, yang salah satu diantaranya adalah bayi. (*/Mey)