Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pasukan penjajah Israel dilaporkan telah memerintahkan lebih banyak evakuasi di Rafah, yang berada di Jalur Gaza selatan, setelah mereka terus melancarkan serangan di wilayah tersebut.
Pasukan penjajah Israel juga memerintahkan warga Palestina untuk keluar dan meninggalkan RS Kuwait yang terletak di Rafah pada hari Senin, 13 Mei 2024.
Namun, dikabarkan tidak jelas apakah pasukan penjajah Israel berencana menyerang RS Kuwait, seperti yang sebelumnya mereka lakukan terhadap rumah sakit lain di Jalur Gaza.
3 rumah sakit utama di Jalur Gaza diketahui berlokasi di wilayah selatan, yakni RS Kuwait, RS Abu Yousef al-Najjar dan RS Bersalin Al-Helal Al-Emirati, yang ketiganya sekarang berada dalam risiko runtuh.
Disebutkan jika 4 dari 7 rumah sakit lapangan yang beroperasi juga berada di Rafah.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pada hari kemarin bahwa setidaknya 500 orang personel medis, termasuk dengan 138 perawat, telah tewas sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil Al-Dakran, mengungkapkan dalam konferensi pers untuk memperingati Hari Perawat Internasional, jika di Palestina dan di Jalur Gaa khususnya, Palestina memperingatinya karena penjajah Israel telah membunuh 138 perawat pria dan wanita.
“Tahun ini luar biasa dan kami berhak menyebutnya sebagai tahun keperawatan,” ujarnya.
Al-Dakran juga memuji para pekerja medis di Jalur Gaza yang telah bekerja dalam keadaaan yang luar biasa.
“Kami mencatat 33 rumah sakit, 53 pusat kesehatan dan 133 ambulnas di wilayah Jalur Gaza telah dihancurkan oleh penjajah Israel selama perang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza tersebut juga meminta komunitas internasional untuk menekan penjajah Israel agar menghentikan serangannya terhadap fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.
Al-Dakran juga mendesak pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan untuk dikirim ke luar negeri dikarenakan tantangan kronis yang dihadapi oleh para pekerja medis di Jalur Gaza untuk memberikan perawatan yang intensif. (*/Mey)