Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, menyatakan dermaga bantuan Jalur Gaza akan beroperasi dalam beberapa hari mendatang.
Diketahui jika dengan biaya setidaknya 320 juta USD, dermaga bantuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang mengalami pembatasan bantuan oleh penjajah Israel.
Namun, disebutkan juga kondisi laut yang buruk membuat tidak aman untuk berlabuh di dermaga di lepas pantai Jalur Gaza.
“Ada kapal perusak milik Angkatan Laut Amerika Serikat di wilayah itu yang dapat memberikan bantuan keamanan untuk operasi bantuan,” ujarnya kemarin, 14 Mei 2024, waktu Amerika Serikat.
Diketahui jika upaya ini telah dikritik oleh kelompok bantuan yang menyampaikan hal tersebut tidak akan efektif.
Mereka mengatakan Amerika Serikat harus menekan penjajah Israel untuk mengizinkan pengiriman pasokan tanpa batas ke Jalur Gaza, dimana krisis kelaparan telah terjadi, melalui penyeberangan darat yang lebih efektif.
Di sisi lain, militer penjajah Israel juga kembali menyerbu Sinjil, yang terletak di utara Ramallah, Tepi Barat.
Diketahui jika kendaraan militer penjajah Israel dilaporkan memasuki kota.
Sementara itu, mahasiswa Harvard yang mengadakan perkemahan sebagai wujud protes pro Palestina menyatakan mereka akan secara damai mengakhiri aksi protes pro Palestina setelah universitas setuju untuk membahas hubungannya dnegan penjajah Israel.
Koalisi Harvard Out of Occupied Palestine, yang menyerukan universitas untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan dengan penjajah Israel, mengumumkan dalam sebuah postingan media sosial bahwa mereka akan membongkar perkemahan yang telah dilakukan dalam 3 minggu.
“Namun, kami juga berjanji untuk berkumpul kembali dan melaksanakan hal ini, perjuangan yang berkepanjangan melalui cara lain,” ucap mereka.
Mereka menegaskan jika mereka tidak berada dalam ilusi dan juga tidak yakin pertemuan ini adalah kemenangan divestasi.
“Kesepakatan sampingan ini dimaksudkan untuk menenangkan kita dari pengungkapan penuh dan divestasi, yakinlah, mereka tidak akan melakukannya,” tekan mereka.
Beberapa alumni Harvard mengecamnya sebagai anti-Semit, sementara yang lain menandatangani surat yang mendukung para pengunjuk rasa. (*/Mey)