Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pasukan penjajah Israel menangkap 2 warga Palestina setelah sebelumnya menggerebek dan menggeledah rumah mereka yang terletak di selatan Hebron, Tepi Barat.
Laporan yang sama menyampaikan jika penangkapan di Hebron tersebut terjadi pada hari Senin, tanggal 22 April 2024, dini hari tadi.
Diketahui jika penangkapan tersebut adalah salah satu dari beberapa serangan di Tepi Barat yang dilakukan mulai malam tadi.
Pasukan penjajah Israel juga menyerbu Kamp Pengungsi Balata, Beit Ummar dan Kamp Pengungsi Shu’fat yang berada di Yerusalem, dimana seorang pemuda Palestina terluka oleh tembakan yang diluncurkan oleh pasukan penjajah Israel.
Dilaporkan jika sekitar 9.500 warga Palestina ditahan di 19 penjara di penjajah Israel dan 1 penjara yang terletak di Tepi Barat.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 3.600 orang ditahan secara administratif, tanpa tuduhan atau pengadilan yang seharusnya dilakukan.
“Selain di Tepi Barat, pasukan penjajah Israel melancarkan serangan menjelang fajar di wilayah tengah dan juga di wilayah selatan Jalur Gaza,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Serangan tersebut termasuk dengan serangan artileri terhadap Kamp Al Maghazi dan juga serangan udara yang dilakukan terhadap Kamp Pengungsi Bureij dan Kamp Pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.
Serangan udara juga menargetkan Khan Younis, di Jalur Gaza bagian selatan.
Di sisi lain, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyatakan jika selama beberapa bulan terakhir bahwa tekanan militer dan juga politik adalah satu-satunya cara untuk dapat memulangkan para tawanan yang masih berada di Jalur Gaza.
Namun, kini, Benjamin Netanyahu menyalahkan Hamas untuk kegagalan mencapai kesepakatan, sedangkan Hamas juga menyalahkan penjajah Israel.
Benjamin Netanyahu diketahui sedang berada di bawah banyak tekanan, baik secara internasional maupun domestik.
Masyarakat penjajah Israel dan juga keluarga tawanan penjajah Israel telah melakukan protes selama berbulan-bulan ini.
Mereka juga menyerukan pemecatannya dan juga menyerukan pembentukan pemerintahan yang baru untuk mendapatkan kesepakatan untuk dapat memulangkan para tawanan tersebut. (*/Mey)