Internasional, gemasulawesi – Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan jika situasi di Tepi Barat semakin memburuk dari hari ke harinya, yang juga termasuk di kamp-kamp pengungsi Palestina, yang sebagian besar diketahui dioperasikan oleh UNRWA.
Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, juga mengungkapkan jika kekerasan yang kerap dilakukan oleh pemukim penjajah Israel juga memberikan kontribusi terhadap keadaan ketakutan yang terus menerus di Tepi Barat.
Lebih lanjut, Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan jika sekarang adalah waktunya untuk mengakhiri pendudukan dan juga mengatasi konflik paling panjang yang belum terselesaikan dengan melalui cara-cara politik, serta komitmen yang tulus terhadap perdamaian.
Menurut laporan hari ini, 22 April 2024, waktu Palestina, pernyataan Philippe Lazzarini muncul setelah Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan 14 orang tewas dalam serangan yang dilakukan oleh penjajah Israel di Kamp Pengungsi Nur Shams, yang berada di Tulkarem, Tepi Barat, pada akhir pekan lalu.
Sementara itu, dilaporkan jika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, telah berbicara tentang upaya untuk melindungi keamanan penjajah Israel dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant.
Blinken menuturkan jika perbincangan tersebut juga termasuk negosiasi pembebasan tawanan dan juga memungkinkan lebih banyak kemanusiaan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.
“Selain itu, termasuk dengan membahas langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan regional,” katanya.
Diketahui jika pembahasan tersebut muncul setelah Philippe Lazzarini menghadapi tekana dari rekan-rekannya di penjajah Israel atas rencana yang dilaporkan untuk memberikan sanksi kepada unit militer penjajah Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan mereka di Jalur Gaza.
Sebelumnya, dilaporkan jika Amerika Serikat juga akan menyetujui pendanaan sekitar 26,38 miliar USD untuk penjajah Israel.
Jumlah tersebut juga termasuk dengan 5,2 miliar USD untuk sistem pertahanan rudal dan juga roket penjajah Israel.
Di sisi lain, korban jiwa akibat perang di Jalur Gaza kini telah mencapai 34.087 orang, sedangkan sekitar 76.980 warga Palestina lainnya terluka. (*/Mey)