Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika pemukim penjajah Israel menumbangkan sekitar 30 pohon zaitun dan juga beberapa pohon almond yang berada di kota Qarawat Bani Hassan, yang terletak di sebelah barat Salfit, Tepi Barat.
Salah satu sumber lokal yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika penjaga dari pemukiman ilegal penjajah Israel di dekatnya, Barkan, menumbangkan sejumlah pohon yang merupakan milik Theeb Mar’i, yang berada di daerah Wadi Al-Saber, di kota Qarawat Bani Hassan.
“Para pemukim penjajah Israel tersebut juga menghancurkan pagar yang mengelilingi 0,2 hektar tanah,” katanya.
Human Rights Watch menggambarkan Barkan sebagai pemukiman dan zona industri penjajah Israel dengan sekitar 120 pabrik yang mengekspor sekitar 80 persen barang mereka ke luar negeri.
“Dan yang menjadi latar belakangnya adalah Desa Qarawat Bani Hassan di Palestina,” ujar mereka.
Diketahui jika banyak petani Palestina yang dilarang memanen pohon zaitun mereka di Tepi Barat sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023.
Bulan Oktober dan November adalah waktu panen untuk buah zaitun, dimana panen tersebut memiliki waktu khusus untuk warga Palestina, yang menganggap panen tersebut sebagai acara nasional yang merayakan hubungan mereka dengan tanah tersebut.
Para petani Palestina akan memetik buah zaitun dengan keluarga besar dan juga teman-teman mereka.
Di sisi lain, lagu daerah akan menciptakan suasana meriah dan makanan juga akan dimasak dan dimakan di bawah pohon.
Diketahui jika buah zaitun kemudian diperas untuk mengekstrak minyak zaitun dengan kualitas yang tergantung pada iklim dan juga tanah.
Namun, dengan perang yang berlangsung, para petani Palestina terpaksa meninggalkan rumah dan tanah mereka.
Salah satu warga Palestina yang bekerja sebagai petani, Samaher Abu Jameh, mengakui jika dia marah.
“Saya tidak dapat lagi merawat pohon-pohon tersebut,” akunya.
Samaher Abu Jameh menambahkan jika beberapa petani mencoba kembali ke tanah mereka, namun, menjadi sasaran pesawat tempur penjajah Israel.
“Kami mengalami penderitaan yang luar biasa sebagai petani karena perang ini sangat merugikan untuk kami,” paparnya. (*/Mey)