Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, David Lammy dari Partai Buruh Inggris menyatakan keprihatinannya mengenai perang di Jalur Gaza dengan mengatakan terlalu banyak orang meninggal di Jalur Gaza.
Dalam wawancara terbarunya yang disiarkan hari Minggu, 7 April 2024, waktu Inggris, David Lammy mengungkapkan jika nyawa yang hilang tetaplah nyawa yang hilang, baik itu seorang Muslim ataupun Yahudi.
“Sekarang sekitar 33.000 orang meninggal di Jalur Gaza, banyak perempuan dan banyak anak-anak,” katanya.
Lammy mengatakan jika ini adalah hal yang serius ketika memiliki hakim senior di Mahkamah Agung yang mengangkat isu-isu mengenai risiko pelanggaran hukum internasional.
Menurut David Lammy, mantan Kepala M16, Sir Alex Younger, juga menyatakan hal yang sama.
“Tentu saja, saya telah mengatakan jika saya memiliki keprihatian serius mengenai pelanggaran hukum humaniter internasional sehubungan dnegan hal ini,” ujarnya.
Namun, dalam kesempatan tersebut, David Lammy juga menolak untuk mendukung seruan Wali Kota London, Sadiq Khan, dan juga pejabat yang lainnya untuk segera melarang penjualan senjata ke penjajah Israel.
Partai Buruh yang kemungkinan akan membentuk pemerintahan berikutnya setelah pemilu yang diselenggarakan pada bulan Januari tahun depan, mengungkapkan jika mereka akan mendukung larangan tersebut.
Namun, disebutkan hal tersebut akan dilakukan jika nasihat hukum yang diberikan kepada para menteri menunjukkan jika penjualan yang terus berlanjut dapat berisiko melanggar hukum internasional.
Di sisi lain, pasukan penjajah Israel telah menarik diri dari Jalur Gaza pada hari Minggu, 7 April 2024, waktu Palestina.
Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, menuturkan jika pasukan penjajah Israel yang menarik diri dari Jalur Gaza selatan pada hari Minggu melakukan hal tersebut untuk mempersiapkan operasi di masa depan.
“Termasuk dengan Rafah di Jalur Gaza selatan,” paparnya.
Warga Palestina juga dikabarkan telah kenbali ke rumah mereka yang hancur di Khan Younis.
Sementara itu, setidaknya 33,175 warga Palestina telah meninggal sejak perang yang dimulai sejak tanggal 7 Oktober 2023,
Sebanyak 75.886 lainnya juga luka-luka, baik luka parah atau ringan. (*/Mey)