Internasional, gemasulawesi – Militer penjajah Israel menyatakan jika pihaknya telah memecat 2 petugas dan juga menegur 3 orang lainnya atas peran mereka dalam serangan terhadap konvoi bantuan World Central Kitchen yang menewaskan 7 pekerja bantuan di Jalur Gaza.
Militer penjajah Israel menyebutkan jika mereka salah menangani informasi penting dan juga melanggar aturan keterlibatan tentara.
Lebih lanjut, militer penjajah Israel menyampaikan jika penyelidikan internal menemukan jika pasukan mereka secara keliru percaya jika mereka menargetkan operasi bersenjata Hamas.
Juru bicara militer penjajah Israel, Daniel Hagari, memaparkan jika ini adalah peristiwa serius yang menjadi tanggung jawab mereka.
“Ini seharusnya tidak terjadi, dan kami akan memastikan jika hal ini tidak akan terjadi lagi,” katanya dalam pernyataan di hari Jumat, 5 April 2024, waktu penjajah Israel.
Di sisi lain, Badan Amal World Central Kitchen atau WCK yang bermarkas di Amerika Serikat, yang konvoi bantuannya diserang, menerangkan jika permintaan maaf penjajah Israel atas pembunuhan keji terhadap rekan-rekan mereka mewakili rasa nyaman.
WCK juga menyerukan penyelidikan yang independen atas serangan tersebut.
“Penjajah Israel perlu untuk mengambil langkah yang nyata untuk menjamin keselamatan pekerja bantuan kemanusiaan dan kami tetap menangguhkan operasi,” ujar CEO WCK, Erin Gore.
Militer penjajah Israel memaparkan jika setelah kendaraan meninggalkan gudang tempat bantuan WCK diturunkan, salah satu komanda secara keliru berasumsi jika orang-orang bersenjata berada dalam kendaraan yang menyertainya dan jika mereka adalah ‘teroris’ Hamas.
Diketahui jika mereka yang diberhentikan adalah seorang komandan pendukung tembakan yang berpangkat mayor dan juga seorang kepala staf brigade yang berpangkat kolonel sebagai cadangan.
Militer penjajah Israel juga secara resmi menegur komandan brigade yang terlibat dan juga komandan divisi.
Selain itu, menurut militer penjajah Israel, Kepala Staf Umum, Herzi Halevi, juga menegur komandan Komando Selatan atas tanggung jawabnya secara keseluruhan atas insiden yang mendapatkan banyak kecaman dari komunitas internasional. (*/Mey)