Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyatakan jika lebih dari 107.000 orang dilaporkan tewas atau terluka di Jalur Gaza sejak perang yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023.
Menandai 6 bulan perang yang panjang dan mematikan, Sekjen PBB, Antonio Guterres, menerangkan jika bencana kemanusiaan akibat konflik yang terjadi di Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya.
“Konflik tersebut juga telah menyebabkan lebih dari 1 juta rakyat Palestina menghadapi bencana kelaparan,” katanya.
Dalam laporan yang dirilis hari ini, tanggal 6 April 2024, Sekjen PBB menegaskan jika kampanye militer penjajah Israel telah menyebabkan kematian dan kehancuran yang tiada henti untuk warga Palestina.
“Kehidupan hancur dan penghormatan terhadap hukum internasional telah compang-camping,” terangnya.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara terbarunya, mantan Direktur CIA, Leon Panetta, mendesak penjajah Israel untuk mengambil langkah yang nyata dan konkrit untuk meningkatkan standar operasi militernya di Jalur Gaza untuk menghindari jatuhnya banyak korban sipil.
“Itu juga termasuk dengan pekerja bantuan,” paparnya.
Panetta menuturkan jika penjajah Israel harus dapat memverifikasi dan meluangkan waktu untuk memastikan jika informasi yang mereka dapatkan akurat mengenai target.
“Dan saya harus memberitahu, setidaknya menurut pengalaman saya, jika orang penjajah Israel biasanya menembak dan kemudian mengajukan pertanyaan,” ungkapnya.
Leon Panetta yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah pemerintahan Amerika Serikat, Barack Obama, menyampaikan jika penjajah Israel tidak mengambil langkah-langkah tersebut, AS harus mempertimbangkan untuk menerapkan persyaratan dalam menyediakan senjata sekutu mereka.
“Penjajah Israel telah rusak parah dalam hal reputasi dikarenakan tindakan militernya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, telah mengirimkan surat kepada mediator di Qatar dan Mesir untuk mendesak Hamas agar merundingkan gencatan senjata setelah Gedung Putih mengatakan pembicaraan baru dijadwalkan pada akhir pekan.
Di sisi lain,, Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, mengatakan jika informasi yang diberikan penjajah Israel tentang kematian seorang pekerja bantuan asal Australia dalam serangan udara di Jalur Gaza tidak cukup. (*/Mey)