Tanggapan atas Undangan Mesir, Delegasi Hamas Berangkat ke Kairo pada Hari Minggu untuk Membahas Perkembangan Gencatan Senjata

Ket. Foto: Delegasi Hamas Dilaporkan Berangkat ke Kairo pada Hari Minggu untuk Membahas Perkembangan Kesepakatan Gencatan Senjata
Ket. Foto: Delegasi Hamas Dilaporkan Berangkat ke Kairo pada Hari Minggu untuk Membahas Perkembangan Kesepakatan Gencatan Senjata Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika delegasi Hamas akan berangkat ke Kairo, Mesir, pada hari Minggu, 7 April 2024, sebagai tanggapan Hamas atas undangan Mesir untuk membahas perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan jika delegasi mereka dipimpin oleh Khalil Al-Hayya.

Hamas juga menegaskan kepatuhan mereka terhadap posisi mereka yang sebelumnya telah disampaikan pada tanggal 14 Maret 2024.

Baca Juga:
Demonstrasi Terjadi di 50 Lokasi Seluruh Negeri, Ribuan Warga Penjajah Israel Memprotes Pemerintah dan Mendesak Kesepakatan

Menurut laporan hari ini, 7 April 2024, diketahui jika sebelumnya Hamas menyampaikan jika tuntutan rakyat dan pasukan nasional mereka adalah gencatan senjata permanen, penarikan pasukan dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi Palestina ke tempat tinggal mereka di Jalur Gaza.

“Tuntutan yang lainnya adalah bantuan dan perlindungan, kebebasan bergerak dan juga kesepakatan pertukaran yang serius,” kata mereka.

Di akhir pekan, tepatnya di hari Jumat, seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya memaparkan jika Presiden AS, Joe Biden, baru-baru ini mengirimkan 2 surat khusus kepada Presiden Mesir dan Emir Qatar yang berkaitan dengan percepatan negosiasi gencatan senjata.

Baca Juga:
Menandai 6 Bulan Perang, Sekjen PBB Sebut Lebih dari 107 Ribu Orang Dilaporkan Tewas atau Terluka di Jalur Gaza

Pejabat tersebut menuturkan jika Biden dalam suratnya meminta Mesir dan Qatar untuk menekan Hamas untuk mempercepat negosiasi gencatan senjata.

Namun, hingga kini, belum ada komentar langsung dari Mesir dan Qatar mengenai dimulainya kembali perundingan di hari Minggu ini.

Diketahui jika perang di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 33 ribu warga Palestina terbunuh dan lebih dari 75 ribu warga Palestina lainnya terluka akibat kehancuran massal yang terjadi dan kekurangan kebutuhan pokok yang melanda Jalur Gaza, terutama Jalur Gaza bagian utara.

Baca Juga:
Sebut Ingin Pastikan Warga Palestina Menikmati Hak, Kolombia Telah Meminta ICJ untuk Diizinkan Bergabung dalam Kasus Genosida Gaza

Di sisi lain, pemerintah Australia berencana menunjuk penasihat khusus untuk bekerja sama dengan penjajah Israel untuk memastikan transparansi dalam penyelidikan serangan udara yang telah mengakibatkan 7 pekerja bantuan internasional tewas, termasuk warga Australia.

Warga Australia yang menjadi korban diketahui bernama Lalzawmi ‘Zomi’ Frankcom, yang berusia 43 tahun.

Pekerja kemanusiaan lainnya yang menjadi korban berasal dari Inggris, Polandia, Palestina and AS-Kanada. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Tegur 3 Orang Lainnya, Militer Penjajah Israel Telah Memecat 2 Petugas atas Serangan terhadap Konvoi Bantuan World Central Kitchen

Militer penjajah Israel menyampaikan jika mereka telah memecat 3 petugas atas serangan yang dilakukan terhadap konvoi bantuan WCK.

Melalui Pelabuhan Ashdod dan Pos Pemeriksaan Erez, Penjajah Israel Akan Mengizinkan Pengiriman Bantuan Sementara untuk Jalur Gaza

Penjajah Israel mengumumkan mereka akan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan sementara untuk Jalur Gaza.

2 Warga Palestina Tertembak Akibat Serangan di Daerah Dekat Jenin, Ambulans yang Akan Menjangkau Diblokir Pasukan Penjajah Israel

Pasukan penjajah Israel memblokir ambulans yang akan menjangkau 2 warga Palestina yang tertembak dalam serangan di dekat Jenin.

Terjadi Peningkatan Penangkapan, Kelompok Hak Asasi Sebut Lebih dari 200 Anak Palestina Ditahan di Penjara Penjajah Israel

Kelompok Hak Asasi Tahanan Palestina menyampaikan jika lebih dari 200 anak Palestina ditahan di penjara penjajah Israel sekarang ini.

Dilakukan Sejak Perang Dimulai, UNOCHA Sebut Pemukim Penjajah Israel Telah Menyerang Warga Palestina di Tepi Barat Lebih dari 700 Kali

UNOCHA menyebutkan jika pemukim penjajah Israel telah melakukan serangan terhadap warga Palestina 704 kali sejak perang dimulai.

Berita Terkini

wave

Nasib Nyawa di Gunung Nasalane: Menanti Keadilan yang Belum Menyentuh Dg Aras

Hukum yang tak bertaring dihadapan pemodal tambang ilegal, hampir terjadi disemua titik PETI yang tersebar di Parigi moutong.

Tebalnya Tembok "Imunitas" Tambang Ilegal Buranga: Mengapa Hukum Tak Berdaya Dihadapan Reni?

Polres Parigi Moutong dinilai tak bertaring dihadapan Reni salah satu tokoh sentral dibalik beroperasinya tambang ilegal di Desa Buranga.

Diduga Kebal Hukum, Kelompok Haji Anjas, Mustari dan Ahmad Geser Operasi Tambang Ilegal ke Desa Buranga

Dugaan kebal hukum pengelola PETI di Desa Buranga mencuat, seolah tidak perduli hukum aktifitas tambang ilegal Buranga tetap beroperasi.

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.


See All
; ;