Internasional, gemasulawesi – Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia Pengungsi Internal, Paula Gaviria Betancur, mengatakan jika perintah penjajah Israel untuk mengevakuasi penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza adalah ilegal.
Paula Gaviria Betancur menyebutkan jika perintah tersebut juga telah digunakan untuk memindahkan paksa warga Palestina dan juga menahan mereka.
Paula Gaviria Betancur mengakui dia sangat terkejut saat mendengar jika penjajah Israel bermaksud untuk memperluas perintah evakuasi ini ke Rafah, yang diketahui merupakan satu-satunya tempat perlindungan untuk sekitar 70% warga Jalur Gaza yang masih hidup.
“Rafah juga adalah satu-satunya titik yang terbuka untuk bantuan kemanusiaan,” katanya.
Dia menambahkan jika perintah evakuasi apapun yang diberlakukan di Rafah dalam situasi saat ini, dengan sisa wilayah Jalur Gaza yang menjadi puing-puing, adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia internasional.
“Perlu ditekankan jika evakuasi apapun yang dilakukan di Jalur Gaza tidak sah,” tegasnya.
Baca Juga:
Lakukan Penggerebekan di Tepi Barat, Penjajah Israel Dilaporkan Menangkap 25 Warga Palestina
Paula Gaviria Betancur menambahkan jika perintah evakuasi tersebut tidak membuat penduduk Jalur Gaza tidak aman, namun, mengakibatkan pemindahan paksa dan juga pemindahan mereka.
Di sisi lain, Martin Indyk, yang merupakan duta besar Washington untuk penjajah Israel di bawah pemerintahan Clinton, telah memperingatkan jika penjajah Israel beresiko mendorong sekutu terdekatnya melewati batas.
“Penjajah Israel juga akan membahayakan pasokan senjatanya jika penjajah Israel melanjutkan rencana invasi mereka ke Rafah,” terangnya.
Baca Juga:
Mayoritas Tewas di Khan Younis, Militer Penjajah Israel Klaim Bunuh Lebih dari 20 Pejuang Hamas
Menurut Indyk, penjajah Israel harus memahami jika tingkat frustasi pemerintahan Biden atas kesalahan penanganan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kini telah mencapai batasnya.
“Jika penjajah Israel melancarkan serangan di Rafah tanpa memberikan perlindungan yang memadai terhadap penduduk sipil yang mengungsi, hal ini dapat memicu krisis yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan Amerika Serikat dan penjajah Israel,” imbuhnya.
Di sisi lain, perang Gaza telah menyebabkan jutaan rakyat Palestina mengungsi dan puluhan ribu lainnya dilaporkan tewas dan juga terluka, dengan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. (*/Mey)