Internasional, gemasulawesi – Dalam keterangannya, Ismail Al Thawabta yang merupakan Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza, menyatakan jika kini situasi kemanusiaan di wilayah Jalur Gaza sebelah utara telah melampaui tahap bencana.
Ismail Al Thawabta menerangkan jika beberapa keluarga di Jalur Gaza utara hanya menerima dan hanya dapat makan setengah porsi makan dalam waktu 48 jam atau setiap 2 hari sekali.
“Warga di Gaza utara bahkan tidak dapat mendapatkan makanan ternak dan juga biji-bijian untuk mereka konsumsi,” katanya.
Dia menegaskan jika penjajah Israel bertanggung jawab untuk blokade Jalur Gaza.
“Mereka juga mencegah bantuan datang seperti yang diketahui banyak pihak,” katanya.
Ismail Al Thawabta menekankan jika masyarakat Palestina menuntut untuk diakhirinya serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap warga sipil.
“Kami juga menuntut untuk diakhirinya perang,” tegasnya.
Di sisi lain, korban tewas akibat perang di Jalur Gaza kini telah melebihi angka 28.000 dengan lebih dari 67 ribu lainnya juga mengalami luka-luka.
Sementara itu, Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, juga menyerukan pendalaman operasi militer di Jalur Gaza.
“Hal ini akan membawa penjajah Israel lebih dekat pada kesepakatan yang realistis untuk memulangkan para tawanan yang hingga kini masih berada di Jalur Gaza,” tekannya.
Diketahui jika sekitar 130 tawanan masih berada di Jalur Gaza setelah di bulan November lalu lebih dari 100 tawanan dibebaskan dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di sejumlah penjara penjajah Israel.
Laporan lain menyebutkan jika seorang tokoh senior Hamas, Mohammed Nizal, menyampaikan jika ada pembicaraan yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Netanyahu ingin perang terus dilanjutkan dan dia juga tidak menginginkan kehilangan koalisi sayap kanannya,” terangnya.
Nizal menambahkan jika Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, ingin terus berjuang hingga pemilu Amerika Serikat di bulan November 2023 agar Donald Trump menang. (*/Mey)