Internasional, gemasulawesi – Berdasarkan laporan, diketahui jika penjajah Israel dan juga penembak jitunya mendapatkan kecaman internasional atas pembunuhan warga sipil dan juga para pekerja medis di dalam RS Nasser yang terletak di Khan Younis.
Human Rights Watch menyebutkan jika serangan yang dilakukan berulang kali oleh penjajah Israel terhadap fasilitas medis, dokter, perawat, petugas medis dan ambulans harus diselidiki atas kejahatan perang yang mereka lakukan.
Dalam pernyataannya, Human Rights Watch menyampaikan jika rumah sakit dan fasilitas medis lainnya adalah objek sipil yang mendapatkan perlindungan khusus yang didasarkan pada hukum perang atau hukum kemanusiaan internasional.
Sebelumnya, dikabarkan jika penembak jitu penjajah Israel telah membunuh sedikitnya 21 orang di luar RS Nasser.
Penembak jitu juga membunuh staf medis RS Nasser yang menjadi sasaran mereka yang lain.
Sementara itu, seorang pria Palestina berusia 21 tahun dilaporkan meninggal saat sedang ditahan di penjara penjajah Israel.
Pria yang bernama Mohammed Ahmad Al-Sabar tersebut meninggal akibat kelalaian medis yang dilakukan oleh otoritas penjara penjajah Israel.
Kabar tersebut menjadikan Mohammed Ahmad Al-Sabar tahanan kedelapan yang meninggal dalam penjara penjajah Israel sejak awal perang.
Diketahui jika Al-Sabar telah ditahan di penjara penjajah Israel tanpa dakwaan atau pengadilan sejak bulan Mei tahun 2022.
Sementara itu, perintah administratif terakhir yang dikeluarkan terhadap Al-Sabar adalah pada bulan November.
Perintah administratif tersebut berlaku untuk jangka waktu 4 bulan.
“Mohammed Al-Sabar meninggal di Pusat Medis Hadassh yang berada di Yerusalem Timur setelah dipindahkan dari Penjara Ofer,” kata salah satu sumber dari kantor berita Palestina, Wafa.
Mohammed Al-Sabar juga dilaporkan menderita komplikasi yang berkaitan dengan kondisi usus korban.
“Dia memerlukan pengobatan khusus yang tidak dapat diberikan oleh otoritas penjajah Israel,” ujarnya.
Di pihak lain, Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyerukan gencatan senjata sebelum terjadi tragedi besar di Rafah jika penjajah Israel menyerang ke wilayah yang kini dihuni oleh lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza yang jumlahnya mencapai 2,3 juta orang. (*/Mey)