Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan baru-baru ini, Yara Abu Aataya yang merupakan seorang desainer konten yang berbasis di Praha, Ceko, harus mengalami sensor di media Republik Ceko.
Yara Abu Aataya juga harus mengalami hal yang lain, seperti wawancaranya yang dihapus di media-media Republik Ceko, dihilangkan dari siaran televisi.
Selain itu, jurnalis yang pernah berhubungan dengan Yara Abu Aataya juga harus kehilangan pekerjaannya.
Baca Juga:
Harus Lewati Pemeriksaan Penjajah Israel, 5 Truk yang Berisi Bantuan Obat Berhasil Masuki Jalur Gaza
Yara Abu Aataya dikenal sebagai seseorang yang berprestasi di bidang pembuat konten sekaligus desainer kaca yang serba bisa.
Diketahui jika semua itu harus dialami Aataya karena dia mengutuk agresi yang dilakukan penjajah Israel dalam suatu penampilan publiknya di media Republik Ceko.
Desainer yang merupakan kelahiran Gaza itu mengakui dia terkadan merasa jika identitas Palestinanya membuatnya menjadi penjahat di mata sejumlah orang yang berada di Republik Ceko.
“Saya juga tidak pernah menyangka ada yang harus dipecat dari pekerjaannya karena hanya melakukan wawancara dengan saya,” katanya.
Dia menambahkan jika ada agenda anti-Palestina di pers di Republik Ceko dan itu bahkan sesungguhnya tidak kentara.
Salah satu situs berita lokal di Republik Ceko menerbitkan wawancara mereka dengan Yara Abu Aataya di tanggal 10 Desember 2023.
Baca Juga:
Infrastruktur Rusak, Ini Cara Masyarakat Mengisi Daya Ponsel di Jalur Gaza
Wawancara tersebut berjudul ‘Seniman Ceko-Palestina Yara Abu Aataya: Masyarakat Secara Selektif Memilih Siapa yang Harus Diberi Kasih Sayang’, harus ditarik kembali hanya dalam waktu 2 jam setelah dipublikasikan secara online.
Yang mengejutkan, media lokal Republik Ceko tersebut melakukan langkah yang lebih jauh dengan memecat reporter berita tersebut yang bernama Magdalena Matouskova.
Hal ini juga dikarenakan pesannya yang berbau pro-Palestina.
Dalam kesempatan terpisah, Matouskova menerangkan jika pihak media mengatakan kepadanya jika wawancara yang dilakukan tersebut berbau pro-Palestina.
“Dan mereka menyebutkan tidak ingin saya menulis untuk mereka lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Matouskova membeberkan media lokal tempatnya bekerja dahulu menerangkan teks tersebut tidak sesuai dengan keseragaman berita.
Baca Juga:
Tegaskan Menolak Reformasi, Otoritas Palestina Sebut Dikarenakan Berdasarkan Agenda Eksternal
Yara Abu Aataya juga harus menghadapi sensor dari lembaga penyiaran publik. (*/Mey)