Internasional, gemasulawesi – Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahum, mengungkapkan sebuah pernyataan yang mengejutkan tentang perang Gaza baru-baru ini.
Diketahui jika PM penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan jika perang Gaza dapat berlanjut hingga tahun 2025.
Benjamin Netanyahu menyebutkan peringatan tersebut saat pertemuan yang dilakukan dengan para pemimpin pejabat Israel lainnya yang berasal dari pemukiman yang berada dekat dengan Jalur Gaza.
Baca Juga:
Tegaskan Menolak Reformasi, Otoritas Palestina Sebut Dikarenakan Berdasarkan Agenda Eksternal
Dalam kesempatan tersebut, Benjamin Netanyahu juga mengulangi sumpah yang pernah dikatakannya dahulu, yakni penjajah Israel tidak akan menghentikan perang.
Karena perang ini, hampir seluruh penduduk Gaza terpaksa harus mengungsi dari rumah yang telah mereka tinggali selama ini.
Sementara itu, pejabat intelijen dan militer penjajah Israel telah memperingatkan sebelumnya jika perang di Palestina saat ini dapat berlangsung lebih dari 1 tahun.
Baca Juga:
Agresi Masih Berlanjut, Norwegia sedang Upayakan Pemerintahan Baru Palestina
Meskipun para pejabat penjajah Israel tersebut sering mengungkapkan jika mereka berperang melawan Hamas dan bukan dengan rakyat Palestina, namun, terkadang mereka menyampaikan menginginkan pengusiran massal rakyat Palestina dari Gaza.
“Perang ini sekarang telah memasuki fase baru,” kata Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant.
Hal tersebut diungkapkannya pekan ini.
Gallant juga mengklaim jika operasi intensif di Jalur Gaza sebelah utara telah berakhir.
“Operasi yang sama di Gaza selatan juga akan segera berakhir,” ujarnya.
Di pertemuan tersebut, Benjamin Netanyahu berjanji jika pemukiman yang berada di dekat Jalur Gaza akan dibangun kembali.
Baca Juga:
Lanjutkan Pola Komentar Ekstrem, Menteri Keamanan Penjajah Israel Serukan Pendudukan Jalur Gaza
“Kami telah mengalokasikan dana sekitar 250 juta USD di bulan Oktober lalu yang ditujukan untuk merehabilitasi pemukiman penjajah Israel yang letaknya berada di dekat Jalur Gaza,” ucapnya.
Di sisi lain, pemerintah penjajah Israel juga harus menghadapi kemarahan dari masyarakatnya sendiri karena kegagalan mereka menjamin pembebasan warga Israel yang disandera.
Laporan menyebutkan perang di Gaza menjadi hal yang populer di penjajah Israel ketika dimulai, namun, sejak itu, beberapa protes kecil bermunculan yang menyerukan perang untuk segera diakhiri.
Perang Palestina ini juga disebut-sebut sebagai yang paling parah dibandingkan agresi-agresi penjajah Israel sebelumnya. (*/Mey)