Perang Telah Berlangsung Selama Lebih dari 100 Hari, Pengungsi Palestina Akui Kembali ke Kehidupan Primitif

Ket. Foto: Pengungsi Palestina Mengakui Mereka Kini Kembali ke Kehidupan Primitif
Ket. Foto: Pengungsi Palestina Mengakui Mereka Kini Kembali ke Kehidupan Primitif Source: (Foto/X/@UNRWAPartners)

Internasional, gemasulawesi – Salah satu pengungsi Palestina, Hussein Owda, mengatakan jika untuk dapat ke kamar mandi, pengungsi Palestina harus mengantri hingga berjam-jam lamanya di hari-hari tertentu.

Hussein Owda menyatakan dia mengalami minggu yang buruk, dengan situasi yang mengerikan yang dialami di Jalur Gaza dan juga hancurnya layanan kesehatan.

Hussein Owda menyebutkan jika dia harus mencari air dan menyalakan api untuk menghangatkannya.

Baca Juga:
Peringati 100 Hari Perang Gaza, Turkiye Deportasi Pemain Sepak Bola Asal Penjajah Israel

“Namun, itu sangat berharga dan ini adalah salah satu hal yang tidak cukup kami syukuri sebelum perang ini terjadi,” katanya.

Owda dan juga keluarganya tinggal bersama-sama ribuan pengungsi Palestina yang lain yang melarikan diri ke Khan Younis dari Jalur Gaza utara, yang menjadi tempat mereka tinggal sebelumnya.

Di Pusat Pelatihan Khan Younis, yang menjadi lokasi pengungsian mereka sekarang, Hussein Owda memaparkan bahwa keluarga-keluarga terpecah-pecah.

Baca Juga:
Berani Ajukan Kasus Genosida Penjajah Israel ke ICJ, Asisten Profesor Gaza Ucapkan Terima Kasih kepada Afrika Selatan

“Perempuan, anak perempuan dari segala usia dan juga anak-anak yang lebih kecil tidur di dalam rumah, sedangkan laki-laki dan anak laki-laki yang lebih tua tidur di luar,” jelasnya.

Hussein Owda menerangkan hidup para pengungsi Palestina disana cukup mendasar, dengan mereka menyalakan api agar dapat memasak, tidur di alam terbuka dan berkeliling dengan menggunakan keledai.

“Ini seperti kami kembali ke masa lalu, ke cara hidup yang lebih primitif,” ujarnya.

Baca Juga:
Abaikan Jumlah Korban Tewas, Misi Palestina di PBB Kecam Postingan Menlu AS tentang 100 Hari Perang Penjajah Israel

Owda menuturkan, meskipun begitu, di dalam kehidupan primitif, semua orang mungkin mengharapkan privasi atau bahkan ruang yang cukup untuk berbaring di tanah untuk tempat tidur.

“Namun, tidak demikian halnya dengan kehidupan primitif yang sekarang kami jalani ini,” tekannya.

Hussein Owda mengakui beberapa hal yang harus dijalaninya dalam kehidupan pengungsi ini membuatnya frustasi, seperti harus mengantri setiap memerlukan kamar mandi, atau saat anak-anaknya memerlukan kamar mandi.

Baca Juga:
Seorang Nenek Palestina Dibunuh, Keluarga Sebut Ditembak dengan Sengaja dan Darah Dingin oleh Tentara Penjajah Israel

Meskipun begitu, bersama pengungsi Palestina yang lain, dia juga tetap bersemangat.

Owda menyampaikan jika di awal perpindahan mereka, anak-anaknya sangat takut dengan suara bom dan pesawat yang terbang diatasnya.

“Namun, kini tampaknya mereka tidak banyak bereaksi tentang itu,” imbuhnya. (*/Mey

 

...

Artikel Terkait

wave
Genosida, Hakim Ad Hoc Penjajah Israel di Sidang ICJ Miliki Rekam Jejak Panjang untuk Mendukung Apartheid Negara Zionis

Hakim ad hoc yang dipilih penjajah Israel di sidang ICJ, Aharon Barak, mempunyai rekam jejak untuk mendukung praktik apartheid.

Capai Tonggak Sejarah Suram Lainnya, Ini Berbagai Peristiwa Paling Signifikan dalam 100 Hari Perang Palestina

Selama 100 hari serangan yang dilakukan penjajah Israel di Palestina, terdapat beberapa peristiwa yang paling signifikan yang terjadi.

Tidak Pandang Bulu, Seorang Anak di Bawah Umur Tewas Ditembak Tentara Penjajah Israel

Laporan menyatakan seorang anak di bawah umur berusia 14 tahun tewas ditembak oleh tentara Israel di kamp pengungsi Ein Sultan di Tepi Barat

Konflik Melebar, Hizbullah Nyatakan Siap untuk Perang Tanpa Batas dengan Penjajah Israel

Sekretaris Jendeal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyatakan pihaknya siap untuk melakukan perang tanpa batas dengan Israel.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;