Nasional, gemasulawesi – Hussam Okal yang merupakan salah satu staf UNRWA yang adalah badan PBB yang berwenang untuk mengurus pengungsi Palestina mengatakan jika dia dan rekan-rekannya bekerja di dua sisi.
Sisi yang dimaksudkan oleh Hussam Okal adalah berusaha menjaga keamanan keluarga masing-masing dan sisi yang lainnya adalah sebagai staf UNRWA berusaha untuk melayani pengungsi Palestina yang sedemikian banyaknya.
“Sebagai staf UNRWA, kami membaca apa yang disebut diinginkan yang diberikan oleh rakyat Palestina untuk mencoba memberikan bantuan sebanyak yang kami bisa dengan sumber daya yang terbatas akibat perang,” katanya.
Sejak tahun 1950, diketahui jika UNRWA telah melakukan tugas-tugas yang berfungsi sebagai jalur penyelamat untuk warga Palestina.
UNRWA menjalankan sekolah, program kesehatan di Palestina dan masih banyak yang lainnya untuk para pengungsi Palestina.
Rakyat Palestina diketahui telah kehilangan tanah air mereka sejak Nakba 1948 ketika sekitar lebih dari 700 ribu warga Palestina harus mengungsi dan keluar dari rumah yang mereka tempati selama ini, selama berdirinya negara Israel di tahun yang sama.
Saat ini, UNRWA dikabarkan sedang berjuang keras untuk memenuhi misinya dalam kemanusiaan dalam perang yang membuat banyak staf UNRWA mengalami penderitaan yang belum pernah dibayangkan sebelumnya.
Sekitar 146 staf UNRWA tewas dalam pemboman yang dilakukan Israel, yang menjadi jumlah korban tewas tertinggi yang pernah dialami oleh badan PBB manapun dalam perang yang terjadi selama ini.
Kepala UNRWA di Jalur Gaza, Thomas White, menyebutkan dia sangat terpukul dan patah hati untuk masyarakat Jalur Gaza.
“Saya sendiri tidak begitu tahu bagaimana seharusnya menghadapi hal yang seperti ini, atau atas rasa kehilangan yang paling mendalam yang dirasakan oleh para anggota staf UNRWA dan komunitas Palestina,” katanya.
Dia menambahkan jika saat ini Gaza sedang berduka.
“Kami bekerja dalam kondisi yang mengerikan karena perang ini, dimana setiap kali ada serangan udara di sekitar Anda, Anda akan dapat mendengar anak-anak berteriak ketakutan karena mendengarnya dan orang dewasa akan berusaha untuk menenangkan mereka,” jelas Okal.
Baca Juga:
Dukung Palestina, Turkiye Sebut Penggunaan Hak Veto di DK PBB Telah Jadi Alat yang Merugikan
Di masa perang seperti yang terjadi sekarang, PBB dan badan-badannya biasanya akan diperlakukan sebagai pihak netral yang tidak memihak pihak manapun dan pembawa perdamaian oleh semua pihak.
Namun, kali ini, semua masyarakat dunia mengetahui kini berbeda.
White menolak memberikan komentarnya terkait hal tersebut dan memilih untuk mengatakan saat ini UNRWA fokus untuk bertugas sesuai fungsi yang mereka emban untuk masyarakat Gaza dalam keadaan yang sangat sulit. (*/Mey)