Internasional, gemasulawesi – Kemarin, tanggal 10 Januari 2024, Israel dilaporkan membuat 13 orang warga Palestina terluka karena serangan yang dilakukan di Kota Nablus yang berada di Tepi Barat.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan mengungkapkan jika tim medisnya telah merawat 13 rakyat Palestina yang terluka tersebut.
Diketahui Nablus adalah sebuah kota yang berada di sebelah utara Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.
“Di antara korban luka adalah warga Palestina yang dipukuli oleh tentara Israel,” bunyi pernyataan tersebut.
Salah satu saksi mata yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan kepada awak media jika tentara Israel mundur dari Nablus setelah sebelumnya melakukan penggerebekan yang berlangsung selama beberapa jam.
Serangan Israel lainnya dikabarkan terjadi di wilayah Palestina di Tepi Barat, termasuk di Ramallah, Jenin dan Tulkarem, yang menjadi tempat beberapa rakyat Palestina ditahan oleh pasukan Israel.
Sejak perang pecah di Jalur Gaza di tanggal 7 Oktober 2023, ketegangan semakin meningkat di Tepi Barat dengan laporan kekerasan yang semakin intens yang dilakukan para pemukim Israel terhadap rakyat Palestina.
Pada tahun 2023, sekitar 503 warga Palestina dibunuh oleh militer Israel di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur.
Itu dikatakan merupakan jumlah korban tertinggi sejak tahun 2005 ketika badan PBB, UN OCHA, mulai mencatat.
Di hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Palestina mengumumkan bahwa sebuah kendaraan militer Israel menabrak jenazah seorang syuhada yang berada di Tulkarem di Tepi Barat utara.
Kementerian Luar Negeri mengutuk keras apa yang mereka sebut dengan kebrutalan yang mengerikan yang terdokumentasikan yang dilakukan oleh kendaraan militer milik Israel.
“Itu mengekspresikan mentalitas rasis fasis-kolonial dan dekadensi moral yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata salah satu perwakilan mereka.
Kementerian Luar Negeri menambahkan jika tindakan yang dilakukan Israel juga mencerminkan budaya kebencian dan ekstremisme yang menyangkal keberadaan warga Palestina di tanah air mereka sendiri.
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan kejahatan brutal ini bukanlah yang pertama dan juga bukan yang terakhir dari serangkaian kejahatan yang dilakukan anggota militer Israel dan pemukim teroris. (*/Mey)