Timbulkan Penderitaan, Pakar Sebut Bahkan Ketika Terjadi Genosida Rakyat Palestina Dibungkam Perusahaan Teknologi Besar

Ket. Foto: Pakar Menyatakan Bahkan Ketika Genosida Dilakukan, Rakyat Palestina Dibungkam oleh Perusahaan Teknologi Besar (Foto/X/@MarioNawfal)
Ket. Foto: Pakar Menyatakan Bahkan Ketika Genosida Dilakukan, Rakyat Palestina Dibungkam oleh Perusahaan Teknologi Besar (Foto/X/@MarioNawfal) Source: (Foto/X/@MarioNawfal)

Internasional, gemasulawesi - Marwa Fatafta yang merupakan manajer kebijakan MENA di Access Now sekaligus pakar menyebutkan jika serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina belum pernah terjadi sebelumnya selama berpuluh-puluh tahun ini.

Marwa Fatafta menyebutkan jika demikian pula halnya dengan gaungnya yang terjadi secara online.

Menurut Marwa Fatafta, warga Palestina yang mendokumentasikan dan berbicara menentang Israel juga harus dihadapkan dengan sensor dan penindasan yang tanpa henti.

Baca Juga: Awalnya Dijuluki Zona Aman oleh Penjajah Israel, Ini Situasi di Khan Younis Ketika Serangan Semakin Intensif

“Itu juga disertai dengan ledakan disinformasi yang disponsori, ujaran kebencian dan juga seruan untuk melakukan kekerasan di media sosial.

Menyusul agresi Israel di tanggal 7 Oktober 2023, Big Tech atau perusahaan teknologi besar dilaporkan bersiap untuk menghilangkan konten perang Palestina.

Mereka beralasan jika konten-konten seperti itu melanggar aturan mereka.

Baca Juga: Belum Selesai, Pejuang Tepi Barat Sebut Merupakan Hak Mereka untuk Membela Diri

Laporan menyatakan TikTok telah melakukan penghapusan dari 925.000 video dari Timur Tengah dalam kurun waktu dari tanggal 7 Oktober hingga 31 Oktober 2023.

Di tanggal 14 November 2023, media sosial X juga dilaporkan melakukan hal yang sama dengan menghapus lebih dari 350.000 postingan warganet tentang perang Palestina.

Sedangkan media sosial Meta yang dahulu bernama Facebook telah menindak lebih dari 795.000 postingan.

Baca Juga: Dibombardir, Ini Alasan Kenapa Penjajah Israel Menargetkan Kamp Pengungsi Jabalia

X juga dituduh membungkam suara-suara pro-Palestina seperti misalnya akun kelompok Aksi Palestina cabang AS yang tidak dapat mendapatkan pengikut baru.

Diketahui jika masalah ini baru dapat diselesaikan setelah tekanan masyarakat meningkat.

“Faktanya, X tampaknya menjadi pemimpin dari platform lain dalam hal jumlah ujaran kebencian dan hasutan kekerasan yang menargetkan rakyat Palestina,” katanya.

Baca Juga: Serangan Masih Dilakukan, Pakar Sebut Tujuan Genosida Penjajah Israel Jelas Pembersihan Etnis di Palestina

Marwa Fatafta menambahkan membungkam masyarakat Palestina sambil mempromosikan kekerasan dan disinformasi terhadap mereka mungkin merupakan modus operandi platform media sosial.

Menurut Fatafta, Telegram juga menjadi tuan rumah sejumlah saluran Israel yang secara terbuka menyerukan genosida.

“Bahkan jika berbicara mengenai bidang kemanusiaan, standar ganda terlihat jelas,” ujarnya.

Baca Juga: Bermukim Secara Ilegal, Ini Pengertian Pemukim Penjajah Israel dan Alasan Mereka Tinggal di Tanah Palestina

Dia mencontohkan Meta yang saat itu berusaha keras untuk mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.

“Tidak ada dukungan yang seperti itu yang diberikan kepada warga Palestina yang menghadapi bencana kemanusiaan dan juga kesulitan untuk berkomunikasi,” jelasnya. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Masih Menunggu Ending, Seorang Nelayan di Palestina Akui Jika Mereka yang Dianggap Saudara Sekarang Takut Satu Sama Lain

Seorang nelayan di Palestina mengakui jika saat ini mereka yang dianggap saudara menjadi takut satu sama lain setelah perang.

Masih Menggempur, Pakar Sebut Klaim Tingkat Pembunuhan Penjajah Israel Tidak Masuk Akal

Seorang pakar menyatakan jika klaim tingkat pembunuhan oleh Israel dalam perang Palestina ini tidak masuk akal.

Banyak Penderitaan, Seorang Pakar Ibaratkan Narasi Palestina Adalah Sakit dalam Bahasa Arab dan Informasi pada Inggris

Seorang pakar menyebutkan dan mengibaratkan narasi Palestina adalah sakit dalam bahasa Arab dan informasi dalam bahasa Inggris.

Pertempuran Masih Berlanjut, Pakar Sebut Agresi Penjajah Israel terhadap Hamas Merupakan Perang Asimetris Modern

Salah seorang pakar menyebutkan jika perang yang terjadi antara Israel dengan Hamas merupakan perang asimetris modern.

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;