Nasional, gemasulawesi – Dalam keterangannya hari ini, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan pihaknya akan melakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Abdul Muhari menyebutkan bahwa operasi modifikasi cuaca ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan juga longsor di awal tahun 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Muhari menjelaskan hal ini akan menyebabkan hujan turun lebih awal sebelum mencapai lokasi atau wilayah tertentu.
“BNPB akan melakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca bekerjasama dengan Kementerian dan Lembaga, yang dimulai dari BMKG, BRIN, Kemenhub, TNI, Polri dan juga sektor-sektor terkait lainnya,” katanya.
Abdul menerangkan dalam rapat koordinasi yang dilakukan di tanggal 21 Desember 2023, BMKG telah memberikan informasi akan ada potensi curah hujan sedang hingga sangat tinggi yang akan terjadi di wilayah Jawa dan daerah yang lainnya di Indonesia.
Abdul memaparkan operasi pertama modifikasi cuaca telah dilakukan di hari Rabu, tanggal 3 Januari 2024 dengan menggunakan pesawat Cessna 2028.
“BNPB melakukan operasi sebanyak 1 kali sortie selama 2 jam 18 menit dengan menaburkan NaCl yang dilakukan di atas langit wilayah Kabupaten Bandung sebelah barat dan Sukabumi utara,” ujarnya.
Abdul Muhari menerangkan penyemaian dilakukan di atas ketinggian hingga 11.000 kaki dan bahan semai NaCl yang dihabiskan sebanyak 1 ton.
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang kedua dilakukan di tanggal 4 Januari 2024 di hari Kamis, sebanyak 2 kali sortie.
Baca Juga:
Terjadi Tabrakan, PJ Gubernur Jabar Sebut Jalur Ganda di Lokasi Kecelakaan Selesai Pertengahan 2024
“Operasi kedua dilakukan di ketinggian yang sama dan juga menghabiskan 1 ton bahan semai NaCl,” terangnya.
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan jika sortie yang pertama dilaksanakan di wilayah Selat Sunda, Laut Jawa hingga Kepulauan Seribu.
“Untuk sortie yang kedua dilakukan di wilayah Selat Sunda, Banten bagian barat daya hingga Banten utara dan Pandeglang selatan,” ucapnya.
Abdul membeberkan operasi kembali dilakukan di hari Jumat dan juga hari Sabtu dengan wilayah yang berbeda-beda dan kembali dilakukan di ketinggian langit yang sama.
“Bahan semai yang dihabiskan sebanyak 1 ton seperti sebelumnya,” pungkasnya. (*/Mey)