Internasional, gemasulawesi – Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, dilaporkan telah menyerukan penjajah Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Dalam postingannya di media sosial X hari ini, 13 April 2024, Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan jika pekerja bantuan kemanusiaan tidak boleh lagi menjadi target serangan.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, juga menyampaikan jika pembatasan UNRWA yang dilakukan oleh penjajah Israel, untuk mencapai wilayah Jalur Gaza utara, dimana kelaparan kemungkinan besar akan segera terjadi juga harus dicabut.
“Kegagalan dalam melakukan hal ini akan menghambat kemampuan kita untuk mencegah kelaparan yang diprediksi akan terjadi dalam skala penuh di bulan mendatang,” ujarnya.
Philippe Lazzarini melanjutkan bahwa dengan kemauan politik, maka bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Palestina dapat ditingkatkan.
“Selain itu, kemauan politik juga dapat mencegah kelaparan yang disebabkan oleh manusia,” katanya.
Sebelumnya, kemarin, 12 April 2024, waktu Palestina, seorang petugas medis dari PRCS atau Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, Abdulhadi al-Tarifi, menyatakan jika PRCS menerima sejumlah panggilan telepon ketika wilayah al-Mughayir, yang berada di dekat Ramallah, Tepi Barat, diserang oleh pemukim ilegal.
Al-Tarifi menyatakan jika setidaknya sekitar 9 kendaraan PRCS dikirimkan ke daerah tersebut.
“Namun, semuanya dihentikan di pintu masuk barat desa dan dilarang masuk,” ungkapnya.
Dia melanjutkan bahwa setelah mencari jalur alternatif, segelintir kendaraan akhirnya berhasil menjangkau sejumlah warga yang mengalami luka-luka.
Menurutnya, ada sekitar 19 kasus yang ditangani oleh para petugas PRCS, dengan 16 kasus adalah luka yang diakibatkan peluru tajam, serta 3 kasus akibat pemukulan berat.
“Hari ini sangat sibuk dan juga sangat sulit, dengan kendaraan ambulans yang ditembaki oleh pemukim penjajah Israel,” terangnya.
Al-Tarifi mengakui jika para pemukim penjajah Israel tersebut juga menutup jalan-jalan yang menuju ke jalan-jalan utama dan membakar kendaraan-kendaraan di jalan-jalan tersebut.
“Itu yang membuat kami tidak dapat menjangkau mereka yang terluka pada waktu yang tepat,” paparnya. (*/Mey)