Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan hari ini, tanggal 8 Februari 2024, militer penjajah Israel telah meledakkan rumah seorang pria Palestina di Hebron yang berada di Tepi Barat.
Kantor berita Palestina, Wafa, menyebutkan sebelumnya militer penjajah Israel menembak pria tersebut yang diketahui bernama Hassan Qafisha, sebelum akhirnya meledakkan tempat tinggalnya.
Berdasarkan laporan yang sama, Hassan Qasifha ditembak mati oleh tentara penjajah Israel di sebuah pos pemeriksaan yang berada di sebelah barat Beit Jala di Provinsi Betlehem di bulan November 2023.
“Militer penjajah Israel melarang orang-orang yang tinggal di gedung apartemen yang sama untuk mengambil barang-barang kepunyaan mereka,” kata salah satu sumber lokal yang tidak disebutkan namanya.
Diketahui jika gedung apartemen tersebut berada di kawasan Bir Al-Mahjar di Hebron.
“Pasukan penjajah Israel juga tidak mengizinkan orang-orang untuk memindahkan kendaraan mereka,” ujarnya.
Baca Juga:
Perang Masih Terus Berlanjut, UNRWA Nyatakan 84 Persen Fasilitas Kesehatan di Gaza Terkena Dampaknya
Sementara itu, badan bantuan PBB, OCHA, melaporkan jika resiko kelaparan di Jalur Gaza telah meningkat dari hari ke hari, terutama untuk sekitar 300.000 orang yang berada di Jalur Gaza utara yang sebagian besar telah terputus dari bantuan kemanusiaan.
“Program Pangan Dunia juga telah menyampaikan peringatannya jika jumlah bantuan kemanusiaan yang mencapai wilayah Gaza utara tidak cukup untuk mencegah kelaparan para pengungsi Palestina,” kata mereka.
Lebih lanjut, OCHA menyatakan jika UNRWA mampu menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut di tanggal 23 Januari 2024 lalu.
OCHA juga memaparkan jika 123 orang warga Palestina dikabarkan tewas dan 169 orang lainnya terluka untuk periode tanggal 6 dan 7 Februari 2024.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyatakan jika sekarang telah lebih dari 122 jam telah berlalu sejak hilangnya gadis Palestina yang masih berusia 6 tahun bernama Hind Rajab.
Hind diketahui menghilang bersama dengan 2 orang pekerja medis darurat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Kota Gaza.
PRCS dilaporkan menghimbau komunitas internasional untuk memberikan tekanan pada penjajah Israel untuk mengungkapkan keberadaan dari Hind dan 2 orang tim PCRS. (*/Mey)