Internasional, gemasulawesi – UNRWA melaporkan jika serangan yang dilakukan penjajah Israel telah menyebabkan sekitar 84% fasilitas kesehatan di Jalur Gaza terkena dampaknya.
Menurut UNRWA, karena pemboman yang masih terus dilakukan dan juga pembatasan akses yang terus menerus, hanya 4 dari 22 fasilitas kesehatan milik UNRWA yang masih beroperasi hingga sekarang.
Dalam laporannya, UNRWA juga menunjukkan foto yang menunjukkan kerusakan pada Pusat Kesehatan Sheikh Radwan dikarenakan serangan penjajah Israel di Jalur Gaza utara.
Di sisi lain, laporan menyampaikan jika pasukan penjajah Israel telah meningkatkan serangan mereka di Rafah yang berada di Jalur Gaza selatan.
Beberapa waktu yang lalu, jet tempur milik militer penjajah Israel menyerang 2 rumah di Rafah yang menyebabkan 24 orang meninggal dan juga melukai puluhan orang lainnya.
Rafah kini merupakan rumah untuk lebih dari setengah dari 2 juta warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza.
Sebelumnya, penjajah Israel menetapkan Rafah sebagai zona aman, namun, dalam beberapa waktu terakhir ini, mereka terus melancarkan serangan ke wilayah tersebut.
Di hari Jumat pekan lalu, Menteri Pertahanan penjajah Israel, Yoav Gallant, menyatakan jika tentara penjajah Israel sedang bersiap untuk pindah ke Rafah.
Namun, di hari Sabtu, beberapa media penjajah Israel melaporkan jika penjajah Israel telah berjanji kepada Mesir jika mereka tidak akan memulai operasi militer penjajah Israel di Rafah sebelum warga Palestina yang mengungsi dan berada disana dipindahkan dari daerah tersebut.
“Penjajah Israel berencana memindahkan para pengungsi Palestina kembali ke Khan Younis atau Deir Al-Balah, namun, mereka tidak akan mengizinkan warga Palestina kembali ke Jalur Gaza utara,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menyatakan jika itu adalah bukti warga Palestina yang berasal dari Jalur Gaza utara digunakan sebagai alat tawar menawar oleh penjajah Israel dalam negosiasi yang berkaitan dengan perang di masa depan.
Perang Palestina diketahui telah menyebabkan lebih dari 27 ribu orang tewas dan lebih dari 66 ribu orang terluka. (*/Mey)