Internasional, gemasulawesi - Pemimpin sayap kanan Israel yang sering dicap sebagai supremasi Yahudi disebutkan mengacu pada 2 survei yang dilakukan bulan lalu yang menemukan jika 2/3 warga Palestina di Tepi Barat mendukung yang dilakukan Hamas pada Israel di tanggal 7 Oktober 2023 lalu.
Hamas sebelumnya ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan juga beberapa negara barat yang lain seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Namun, Hamas juga diketahui mendapatkan dukungan dari rakyat Palestina karena selalu melakukan perlawanan terhadap Israel yang telah menjajah tanah mereka selama puluhan tahun.
Rakyat Palestina dilaporkan menolak perbandingan antara hak yang dimiliki mereka untuk melawan pendudukan yang dilakukan Israel dan sejarah anti-semitisme serta pogrom Eropa terhadap orang-orang Yahudi.
Masyarakat Palestina menegaskan jika menolak pendudukan Israel adalah sah.
Dan itu juga berlaku dengan pendudukan yang dilakukan dimanapun tidak peduli siapa penjajahnya.
Warga Palestina menyebutkan menyamakan perlawanan anti-kolonial dengan Jerman yang melakukan pemusnahan terhadap 6 juta lebih orang Yahudi adalah tindakan yang ahistoris dan juga ofensif.
Komentator sayap kanan Israel, Douglas Murray, beberapa waktu yang lalu diketahui melontarkan pernyataan yang menghina Hamas.
Dia menyebutkan jika Hamas lebih buruk daripada Nazi.
“Ini adalah salah satu kesempatan untuk mengatakana beberapa orang (Hamas) lebih buruk daripada Nazi bukanlah sebuah hiperbola,” katanya.
Yang mengejutkan dan membuat banyak orang kecewa, Douglas Murray menambahkan bahwa rata-rata anggota Nazi dan pembunuh massal lainnya jarang merasa bangga dengan pekerjaan rata-rata mereka sehari-hari.
“Sangat sedikit yang merasa bahwa menembak bagian belakang kepala orang Yahudi sepanjang hari dan menendang tubuh mereka ke dalam lubang adalah tujuan akhir hidup mereka,” ujarnya.
Salah satu pengguna internet yang disebutkan namanya mengakui dia terkejut dengan upaya memanusiakan Nazi yang dilakukan Douglas Murray.
“Revisionisme Holocaust, Anda memalukan,” tulisnya.
Dia melanjutkan jika dia merasa bingung karena ini terang-terangan merupakan revisionisme Holocaust.
Baca Juga: Ikut Berduka, Umat Kristen Palestina di AS Tidak Rayakan Natal Mereka Tahun Ini
“Sangat menyinggung,” tuturnya.
Salah satu pakar yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan jika mengusir suatu sub-kelompok sebagai hama, parasit atau non-manusia yang tidak sah yang dikembangkan melalui propaganda menciptakan kebencian beracun yang diperlukan untuk melakukan pemusnahan massal. (*/Mey)