Hukum, gemasulawesi – Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, mengatakan jika pembentukan dari Komando Operasi atau Koops Habema adalah untuk menyatukan pola operasi dari TNI dan Polri untuk melakukan penanganan terhadap konflik di Papua.
Disebutkan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, dia yakin jika Koops Habema dapat meningkatkan efektivitas penanganan konflik di wilayah Papua, mengingat selama beberapa tahun terakhir ini, Papua menghadapi gangguan dan juga serangan dari kelompok OPM.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menerangkan jika strategi yang dilakukan untuk Papua adalah smart power yang merupakan penggabungan dari hard power dan soft power, serta diplomasi militer.
Baca Juga:
Tunggu KPK, Nasdem Pastikan Akan Kembalikan Aliran Dana dari Syahrul Yasin Limpo
Di sisi lain, Koops Habema sendiri adalah singkatan dari harus berhasil maksimal.
Agus menegaskan jika implementasi dari strategi tersebut adalah pembentukan Komando Operasi Habema.
“Sedangkan untuk implementasinya, Koops Habema diharapkan dapat mengintegrasikan pola operasi TNI dan juga Polri sehingga membuat penanganan konflik di Papua dapat lebih efektif ke depannya,” ujarnya.
Baca Juga:
Tindak Lanjut Putusan Pra Peradilan, KPK Siapkan Sprindik Baru terhadap Eddy Hiariej
Di sisi lain, Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar, menyampaikan Koops Habema pembentukannya belum terlalu lama.
Tetapi, dia juga tidak merinci secara detail terkait tanggal pembentukan Koops Habema.
Sementara itu, Habema adalah salah satu nama danau yang berada di Kabupaten Jayawijaya, yang berada di Papua Pegunungan.
Karena letaknya yang berada di ketinggian dengan lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut, Habema menjadi salah satu danau tertinggi yang ada di Indonesia.
Untuk lokasinya, Habema terletak di kaki Gunung Trikora.
Lebih lanjut, Panglima TNI menyatakan jika TNI juga berusaha untuk menerapkan sistem blok dalam latihan individu prajurit dan juga satuan.
“Seluruhnya berlangsung terpusat di Pusdiklat Kopassus TNI AD, yang berada di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,” terangnya.
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, menyampaikan sekitar 41 jenis operasi militer akan dilakukan di dalam negeri untuk sepanjang tahun 2024.
“Operasi ini akan melibatkan total 31.447 prajurit TNI yang berasal dari 3 matra,” paparnya. (*/Mey)