Politik, gemasulawesi – Menurut laporan, dalam siaran terbaru di akun Youtube-nya, mantan Ketua KPK, Abraham Samad, menghadirkan Eros Djarot, yang merupakan budayawan, seniman dan juga politisi.
Dalam siaran bersama dengan Eros Djarot tersebut, Abraham Samad mengatakan jika publik dipertontonkan secara kasat mata kecurangan.
Menurut Abraham Samad, banyak yang mengatakan kepadanya jika pemilu tahun 2024 adalah pemilu paling curang sepanjang sejarah.
“Kita harus mengetahui definisi dari kecurangan dan kemenangan itu apa, agar nantinya tidak ada orang yang pragmatis dan juga dapat menyikapinya secara bijak,” kata Eros Djarot.
Dia menyatakan jika sumber dari kecurangan itu sendiri adalah sikap kenegarawan yang minim.
“Itu yang akhirnya melahirkan langkah politik animal,” ujarnya.
Baca Juga:
Tanggapi Wacana Koalisi Besar, Anies Baswedan Sebut Proses Pemilu Belum Sepenuhnya Selesai
Dia menambahkan jika untuk pihak yang kalah ataupun yang menang di pemilu tahun 2024 diharapkan agar tetap tenang dan juga tidak emosi jika mengalami kekalahan.
Mengenai KPU, Eros Djarot mengakui jika dia bingung dengan pernyataan Ketua KPU, Hasyim Asy’ari, jika terjadi kesalahan input dan ternyata ada 3 pelanggaran yang dilakukan yang mempunyai sanksi yang berat.
“Sehingga terkait hal tersebut, Ketua KPU tidak cukup hanya dengan mengatakan permintaan maaf,” ucapnya.
Baca Juga:
Usai Putusan MK, PKB Akui Pertimbangkan Banyak Aspek dalam Membahas Ambang Batas Parlemen
Eros Djarot menegaskan jika Ketua KPU juga harus berani membuka semua data yang ada sehingga pihak yang mengatakan curang dapat menerimanya.
“Selain itu, mahasiswa dan kampus-kampus yang selama ini gelisah terkait dengan pemilu 2024, juga akan selalu bergejolak dalam melakukan penanganan terhadap masalah ini,” terangnya.
Abraham Samad kemudian menanyakan apakah ada dari kalangan intelektual yang menyatakan jika sebenarnya kecurangan pilpres 2024 ini aktor intelektualnya adalah Presiden Jokowi yang ‘cawe-cawe’ dengan menggerakkan aparat.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Eros Djarot menuturkan jika kecurangan pemilu tahun 2024 terjadi sejak awal, seperti pemaksaan umur dan juga pengerahan aparat serta ASN.
Diketahui jika polemik pemilu 2024 berawal dari putusan MK yang menurunkan batas umur capres dan cawapres yang menjadi jalan untuk Gibran Rakabuming Raka dapat maju sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.
Dari hasil quick count disebutkan jika pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang dalam pemilu tahun 2024. (*/Muhammad Fauzan)