PDI P dan PKS Diisukan Jadi Oposisi, Pengamat Sebut Sulit Terlaksana Karena Jarak Ideologi yang Terlampau Jauh

Ket. Foto: Pengamat Menyatakan Isu PKS dan PDI P Menjadi Oposisi Sulit untuk Terlaksana Karena Jarak Ideologi yang Terlalu Jauh
Ket. Foto: Pengamat Menyatakan Isu PKS dan PDI P Menjadi Oposisi Sulit untuk Terlaksana Karena Jarak Ideologi yang Terlalu Jauh Source: (Foto/ X/@PKSejahtera/@PDI_Perjuangan)

Politik, gemasulawesi – Mengenai PKS dan PDI P yang diisukan akan menjadi oposisi di pemerintahan mendatang, menurut dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, Fisipol UGM, Arya Budi, jarak ideologi yang terjadi antara kedua partai politik yang terlampau jauh akan membuat itu sulit untuk terlaksana.

Arya Budi menerangkan jika PDI P dan PKS seperti minyak dan air yang tidak dapat bersatu.

Arya Budi menyatakan jika hal yang paling mungkin untuk PDI P dan PKS adalah dengan tetap berada di luar pemerintahan dengan cara yang dimilikinya masing-masing.

Baca Juga:
Jadi Dewan Pengarah dan Jurkamnas, Khofifah Yakin Jawa Timur Salah Satu Penentu Kemenangan Prabowo serta Gibran

“Dengan kata lain berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.

Arya menyampaikan jika kondisi itu juga nantinya dapat mengambil ceruk pemilih yang tidak memilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di pemilu tahun 2024.

“Kecil kemungkinannya PDI P dan PKS bersatu meskipun keduanya menjadi oposisi,” paparnya.

Baca Juga:
Delapan Nama Caleg DPRD Provinsi Terpilih Dapil Sulawesi Tengah 2, Nasdem Berhasil Rebut Dua Kursi Singkirkan PPP

Arya Budi menuturkan jika alasannya dikarenakan diperlukan motivasi yang besar untuk berada di luar pemerintahan.

“Seperti misalnya kesamaan ideologi dan platform politik,” ucapnya.

Arya membeberkan jika hal ini berbanding terbalik jika PDI P dan PKS ada di dalam pemerintahan yang akan menjadikan keduanya dengan mudah bersatu.

Baca Juga:
Ini Nama 40 Anggota DPRD Terpilih Kabupaten Parigi Moutong Periode 2024-2029 Berdasarkan Data Hasil Pleno Tingkat Kabupaten

“Meskipun terdapat jarak ideologi yang besar,” katanya.

Lebih lanjut, Arya mengungkapkan bersatunya PDI P dan PKS didorong adanya platform politik yang berupa kementerian.

“Yaitu dimana masing-masing partai merasa menjadi bagian dalam proses pengambilan kebijakan publik,” terangnya.

Baca Juga:
Termasuk Gandeng Partai dari Koalisi Lawan, Pengamat Politik Sebut Prabowo Miliki Prerogatif Tentukan Kabinet

Dia menegaskan jika PKS dan PDI P sangat memiliki jarak secara ideologi, serta standing point politiknya.

Sebelumnya, Poltracking Indonesia mengatakan jika kemungkinan ada 2 partai politik yang akan menjadi oposisi di pemerintahan, yaitu PKS dan PDI P.

Arya Budi yang juga merupakan Direktur Riset Poltracking Indonesia, mengatakan jika PDI P terlihat sulit untuk bergabung ke pemerintahan Prabowo dan Gibran dikarenakan Gibran yang telah mencederai keputusan PDI P.

Baca Juga:
Sebut Amanat dari Konstitusi, Repnas Nyatakan Program Minum Susu Gratis Prabowo dan Gibran Adalah Upaya Cerdaskan Kehidupan Bangsa

Diketahui jika PDI P memilih untuk mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di pilpres tahun 2024. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Sampaikan Terima Kasih kepada Pendukung, Mahfud MD Mendadak Sebut Dirinya Mantan Cawapres

Menurut laporan, dalam unggahannya di akun TikTok miliknya, Mahfud MD secara tiba-tiba menyebut dirinya sebagai mantan cawapres.

Sebut Masih Kemungkinan, Poltracking Ungkap PDI P serta PKS Akan Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo dan Gibran

Menurut Poltracking, PDI P dan PKS kemungkinan akan berada di luar pemerintahan Prabowo dan Gibran dengan menjadi oposisi.

Dibandingkan Kalangan Profesional, Pengamat Prediksi Kabinet Prabowo dan Gibran Akan Didominasi Perwakilan Partai Politik

Pengamat memprediksi jika kabinet pemerintahan Prabowo dan Gibran nantinya akan didominasi perwakilan partai politik.

Simulasi Program Makan Siang Gratis, Gibran Harap Dapat Berjalan dengan Lancar

Mengenai simulasi program makan siang gratis, Gibran mengharapkan program unggulannya bersama dengan Prabowo dapat berjalan lancar.

Pasca Pemilu 2024, Mayoritas Pemilih Ganjar Pranowo dan Mahfud MD Dilaporkan Tetap Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi

Mayoritas pemilih dari Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dilaporkan tetap puas dengan kinerja dari Presiden Jokowi pasca pemilu 2024.

Berita Terkini

wave

Tiga Jasad WNI Korban Kecelakaan Helikopter di Tanah Bumbu Berhasil Teridentifikasi

Tim DVI Polda Kalsel identifikasi tiga WNI korban helikopter BK117 D3, sementara dua jasad lainnya masih menunggu kepastian.

Presiden Prabowo Lantik Menteri dan Wakil Menteri Baru Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo memberhentikan dan melantik menteri serta wakil menteri baru dalam Kabinet Merah Putih 2024—2029.

Kemenkeu dan BI Perkuat Skema Burden Sharing untuk Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi

Kemenkeu dan BI terapkan burden sharing hati-hati, dukung perumahan rakyat dan koperasi, jaga stabilitas moneter serta dorong pertumbuhan.

Kemendagri Dorong Pengaktifan Siskamling dan Optimalisasi Peran Satlinmas

Kemendagri terbitkan surat edaran mendorong pengaktifan kembali siskamling dan perkuat peran Satlinmas demi keamanan dan ketertiban.

Indonesia-GCC Percepat Perundingan FTA, Target Rampung 2025

Indonesia dan GCC melanjutkan perundingan FTA putaran ketiga, bahas perdagangan, investasi, hingga ekonomi halal dengan target selesai 2025.


See All
; ;