Nasional, gemasulawesi - Presiden RI Prabowo Subianto kembali melontarkan pernyataan yang mengundang respons publik, terutama dari kalangan akademisi dan pegiat media sosial.
Dalam pernyataannya saat meresmikan 80.081 unit Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) secara serentak di seluruh Indonesia, Presiden Prabowo kembali menyentil kelompok yang kerap ia sebut sebagai kaum kapitalis, neoliberal, dan antek asing yang dinilainya mengganggu kedaulatan bangsa.
Acara peresmian tersebut digelar di Klaten, Jawa Tengah pada Senin, 21 Juli 2025.
Sindiran itu tidak berlalu begitu saja. Ardianto Satriawan, seorang akademisi sekaligus figur aktif di media sosial, turut menanggapi pernyataan tersebut.
Ia menilai bahwa sikap Prabowo terkesan selalu mengarahkan kesalahan ke pihak lain tanpa melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
Pernyataan Ardianto ini disampaikan melalui akun X miliknya @ardisatriawan pada Rabu, 23 Juli 2025.
“Semua disalahkan kecuali dirinya sendiri,” tulis Ardianto dalam unggahannya di platform X, yang kemudian mengundang perhatian publik dunia maya.
Unggahan tersebut langsung mendapat berbagai reaksi dari pengguna media sosial lainnya.
Sebagian besar warganet menunjukkan persetujuan terhadap pernyataan Ardianto, menilai bahwa kritiknya tepat sasaran dan mewakili keresahan banyak pihak terhadap narasi yang sering dibawa oleh Prabowo dalam berbagai kesempatan.
Salah satu pengguna dengan nama akun @goo*** bahkan membalas, “Oh, itumah paling benar,” menandakan dukungan terhadap pendapat Ardianto.
Fenomena ini memperlihatkan bagaimana setiap ucapan pemimpin negara sangat mungkin mendapatkan perhatian besar dari masyarakat, terutama di era digital saat ini.
Media sosial pun menjadi ruang baru bagi masyarakat untuk mengkritisi atau mendukung opini publik dan kebijakan yang pejabat tinggi negara sampaikan.
Polemik seperti ini juga membuka ruang diskusi lebih luas tentang bagaimana seorang kepala negara menyusun narasi dalam pidato-pidatonya.
Saat menghadirkan kritik terhadap sistem global atau pihak eksternal, penting juga bagi seorang pemimpin untuk menunjukkan konsistensi dalam sikap dan tindakan.
Seiring dengan itu, komentar-komentar seperti yang dilontarkan Ardianto Satriawan menjadi bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.
Ia tidak hanya mengungkapkan kritik, tapi juga menyuarakan pentingnya refleksi dari pemimpin atas kebijakan dan komunikasi publik yang dibawanya. (*/Risco)