Nasional, gemasulawesi - Dunia perfilman Indonesia dikejutkan oleh keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN).
Keputusan ini langsung menjadi sorotan karena Ifan lebih dikenal sebagai musisi dibanding sebagai sosok yang berkecimpung di dunia perfilman atau industri kreatif secara langsung.
Banyak pihak mempertanyakan apakah latar belakangnya cocok untuk memimpin perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang produksi film ini. Berikut adalah profil dan jejak kariernya.
Pemilik nama lengkap Riefian Fajarsyah ini lahir di Yogyakarta pada 16 Maret 1983.
Ia memiliki saudara kembar bernama Riedhan Fajarsyah dan menghabiskan masa kecilnya di Jakarta sebelum akhirnya menetap di Pontianak.
Sejak remaja, ia sudah menunjukkan bakat di bidang musik dan aktif membentuk band bersama teman-temannya saat SMA.
Perjalanan kariernya semakin serius setelah bergabung dengan Seventeen pada tahun 2008 sebagai vokalis utama.
Band ini melahirkan banyak lagu hits seperti Jaga Selalu Hatimu dan Ayah yang membuat nama Ifan semakin dikenal di industri musik Indonesia.
Namun, tragedi besar menimpanya pada 22 Desember 2018 saat tsunami menerjang Tanjung Lesung, Banten.
Dalam kejadian itu, hampir seluruh personel Seventeen meninggal dunia, meninggalkan Ifan sebagai satu-satunya anggota yang selamat.
Pasca tragedi tersebut, Ifan tetap aktif di dunia hiburan, baik sebagai penyanyi solo maupun konten kreator. Ia juga mulai terjun ke dunia bisnis dan mengembangkan beberapa usaha di bidang musik dan hiburan.
Selain itu, ia mulai menjajaki dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai caleg (caleg) pada Pemilu 2024. Ia maju sebagai caleg DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Barat I, meskipun akhirnya gagal lolos ke Senayan.
Lalu pada 10 Maret 2025, pemerintah secara resmi mengumumkan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PFN.
Keputusan ini menimbulkan perdebatan di berbagai kalangan, terutama karena Ifan tidak memiliki rekam jejak yang kuat di dunia perfilman.
PFN sendiri adalah perusahaan milik negara yang memiliki peran penting dalam industri film Indonesia, termasuk dalam produksi dan distribusi film-film nasional.
Sebagian pihak menilai bahwa pemilihan Ifan didasarkan pada popularitasnya di dunia hiburan, bukan pada pengalaman profesional di bidang perfilman.
Baca Juga:
Bulog Sulselbar Sebarkan Minyak Goreng Bersubsidi MinyaKita sebagai Langkah Cepat Menstabilkan Harga
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa latar belakangnya sebagai seniman bisa membawa perspektif baru dalam mengembangkan industri film di Indonesia.
Penunjukan Ifan langsung menuai respons beragam dari publik. Beberapa sineas dan pelaku industri film menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa jabatan strategis ini seharusnya diisi oleh seseorang yang benar-benar memiliki pengalaman di dunia perfilman.
Keputusan ini sekali lagi membuktikan bahwa dunia politik dan industri hiburan memiliki keterkaitan yang erat. Apakah Ifan bisa membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kompeten di PFN? Waktu yang akan menjawab. (*/Shofia)