Nasional, gemasulawesi - Unggahan poster dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Instagram dengan tulisan "KORUPSI Adalah Maut" telah menarik perhatian warganet dan menjadi viral.
Poster ini, yang memarodikan judul film "Ipar Adalah Maut", disertai dengan ajakan untuk melaporkan praktik korupsi di lingkungan Kementan.
Unggahan poster dari Kementan ini memicu beragam reaksi, mulai dari sindiran hingga komentar humor dari pengguna media sosial.
Reaksi yang beragam tersebut sebagian besar dipicu oleh waktu unggahan poster yang bertepatan dengan kasus hukum yang menjerat mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Syahrul didakwa melakukan korupsi, dan situasi ini menambah intensitas perhatian publik terhadap pesan yang disampaikan oleh Kementan melalui poster tersebut.
Dalam keterangannya, Inspektur Jenderal Kementan, Setyo Budiyanto, menjelaskan bahwa tujuan dari unggahan tersebut adalah untuk memperkuat komitmen dalam pemberantasan korupsi.
Setyo menyatakan bahwa Kementan ingin mengajak masyarakat serta seluruh jajarannya untuk menjaga integritas dan melaporkan setiap indikasi penyimpangan yang terjadi di lingkungan Kementan.
"Kami ingin menegaskan bahwa korupsi adalah musuh bersama dan merupakan ancaman serius yang harus diberantas. Melalui kampanye ini, kami berharap bisa meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik dalam melaporkan tindak korupsi," ujar Setyo Budiyanto dalam pernyataannya.
Kasus korupsi yang melibatkan Syahrul Yasin Limpo menjadi latar belakang yang tak terhindarkan dalam diskusi mengenai unggahan poster ini.
Syahrul yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertanian didakwa terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan proyek-proyek di kementeriannya.
Proses hukum yang sedang berlangsung menambah dimensi lain dalam upaya Kementan untuk mengkampanyekan pemberantasan korupsi.
Dalam penutup pernyataannya, Setyo Budiyanto menegaskan bahwa Kementan akan terus berkomitmen untuk menegakkan integritas dan transparansi dalam setiap kegiatannya.
"Kami mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam memberantas korupsi. Laporan dari masyarakat sangat penting untuk mengungkap dan mencegah tindakan korupsi," tutupnya.
Unggahan poster "KORUPSI Adalah Maut" di akun Instagram @kementerianpertanian tersebut segera mendapat tanggapan dari ribuan pengguna media sosial.
Dalam unggahan tersebut, akun @kementerianpertanian menulis, "Korupsi Adalah Maut. SobaTani, pasti sudah tahu kalau praktik korupsi dapat merusak tatanan masyarakat dan menghambat kemajuan negara. Dengan integritas dan ketegasan, kita bisa mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan bebas dari korupsi. Ayo bersama, kita bangun negeri yang lebih baik, Sob!"
Beberapa pengguna memuji langkah Kementan dalam menyampaikan pesan antikorupsi dengan cara yang kreatif dan relevan.
Namun, ada juga yang mengkritik dan menyindir Kementan, menyebut bahwa pesan tersebut ironis mengingat kasus korupsi yang melibatkan mantan pemimpinnya.
Salah satu komentar yang banyak mendapat perhatian adalah dari akun pengguna bernama @satria_biru yang menulis, "Ini seperti menampar wajah sendiri. Tapi semoga ini benar-benar jadi langkah awal buat bersih-bersih di Kementan."
Komentar ini mencerminkan pandangan sebagian warganet yang menganggap kampanye tersebut sebagai langkah yang positif, meskipun terasa ironis.
"Di depan kantor pasang cermin, bro. Basi buat kayak gini-ginian, toh di dalamnya banyak yang korup. Malu sama petani yang kerja keras dibanding ASN pertanian yang banyak kosongnya," komentar akun @tim***.
Di sisi lain, beberapa pengguna juga menanggapinya dengan humor.
"Kira-kira yang ngedesain nahan tawa apa nahan mual?" komentar akun @alf***.
Unggahan poster ini menjadi pengingat akan pentingnya keseriusan dalam pemberantasan korupsi dan bagaimana komunikasi yang efektif bisa menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik.
Meskipun mendapat berbagai reaksi, langkah Kementan ini menunjukkan upaya untuk terus mendorong transparansi dan akuntabilitas di tengah tantangan yang ada. (*/Shofia)