Jelang Puasa, PBNU Meminta Penjajah Israel untuk Mengizinkan Warga Palestina Gunakan Masjid Al Aqsa Selama Ramadhan

Ket. Foto: PBNU Meminta Penjajah Israel untuk Mengizinkan Warga Palestina Menggunakan Masjid Al Aqsa untuk Beribadah Selama Ramadhan
Ket. Foto: PBNU Meminta Penjajah Israel untuk Mengizinkan Warga Palestina Menggunakan Masjid Al Aqsa untuk Beribadah Selama Ramadhan Source: (Foto/X/@nahdlatululama/Pinterest)

Nasional, gemasulawesi – PBNU atau Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta penjajah Israel mengizinkan warga Palestina menggunakan Masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan yang akan dimulai sebentar lagi.

Diketahui jika permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, saat menggelar jumpa pers di Kantor PBNU yang terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

KH Yahya Cholil Staquf menuturkan jika PBNU meminta dengan sungguh-sungguh kepada pemerintah penjajah Israel untuk membuka akses Masjid Al Aqsa untuk beribadah selama bulan Ramadhan.

Baca Juga:
Gibran dan Selvi ke Inggris, Presiden Jokowi Mengasuh Jan Ethes dan La Lembah Manah di Solo

“Karena yang kita ketahui selama ini jika akses menuju ke Masjid Al Aqsa tertutup dan sebab itu, kami menghimbau untuk aksesnya dibuka lagi untuk beribadah selama Ramadhan,” katanya.

Pria yang juga akrab disapa dengan Gus Yahya tersebut mengungkapkan jika pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara lain sedang terus berusaha meminta penjajah Israel untuk menghentikan agresinya di Jalur Gaza.

“Kami juga meminta aktor-aktor global untuk mengingatkan jika keadaan ini dapat menimbulkan dinamika yang sangat berbahaya terhadap kerukunan umat beragama di dunia internasional,” tandasnya.

Baca Juga:
Pilot dan Kopilot dari Batik Air Tertidur dalam Penerbangan, Media Internasional Tulis Laporan yang Mengungkapkan Kekhawatiran

Dia menambahkan jika hal ini dikarenakan segala prinsip-prinsip umum internasional telah dilanggar dan penjajah Israel juga keras kepala meminta untuk terus dilindungi.

“Ini yang dapat membuat putus asa seluruh komunitas internasional atas tatanan internasional yang telah diacak-acak dan sebelumnya telah disepakati bersama,” ujarnya.

Dia menegaskan jika PBNU meminta penjajah Israel untuk kembali pada konsensus-konsensus internasional yang telah ada demi perdamaian dunia intenasional.

Baca Juga:
Kunjungan Kerja, Presiden Jokowi Dilaporkan Berangkat ke Provinsi Jawa Timur Pagi Ini

“PBNU juga mendukung makin banyaknya umat Islam yang memboikot barang-barang dari penjajah Israel yang diketahui banyak beredar di pasar dunia,” imbuhnya.

KH Yahya Cholil Staquf melanjutkan jika langkah boikot tersebut diharapkan dapat menekan penjajah Israel sehingga perdamaian antara Palestina dengan penjajah Israel dapat cepat tercapai.

Menurut KH Yahya Cholil Staquf, boikot adalah sebagai cara untuk menarik perhatian penjajah Israel.

Baca Juga:
Sebagai Tindak Lanjut, Erick Thohir Akan Memanggil Direksi BUMN yang Mendapatkan Rapor Merah Minggu Depan

“Namun, boikot saja tidak cukup, kami menghimbau pemerintah Indonesia dan pemerintah negara-negara Islam lainnya melakukan aksi yang lebih kuat,” tekannya. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Idul Fitri 2024 Ditiadakan, PBNU Tegaskan Tidak Setuju

PBNU menegaskan jika mereka tidak setuju dengan usul dari Muhammadiyah untuk meniadakan sidang isbat Idul Fitri tahun 2024.

Jadwal Awal Puasa Dapat Berbeda, Wakil Presiden Sebut Bukan Hal yang Baru

Mengenai kemungkinan jadwal puasa Ramadhan yang dapat berbeda, Wakil Presiden menyebutkan jika itu bukan hal yang baru.

Akan Berikan Kepastian Hukum, Menteri ATR Sebut Tertib Administrasi Salah Satu Syarat Indonesia Menjadi Negara Maju

Menteri ATR, AHY, menyebutkan jika tertib administrasi merupakan salah satu syarat Indonesia menjadi negara yang maju.

Sebut Belum Ada Pembicaraan hingga Sekarang, Wapres Akui Belum Ditugaskan di IKN

Wakil Presiden, Maruf Amin, menyebutkan jika dia belum ditugaskan untuk berkantor di Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Hasil Analisa dan Evaluasi Sementara, Mabes Polri Perkirakan Puncak Arus Mudik Idul Fitri Akan Terjadi pada 5 April 2024

Mabes Polri memperkirakan puncak arus mudik lebaran akan terjadi pada tanggal 5 April 2024 berdasarkan hasil analisa dan evaluasi sementara.

Berita Terkini

wave

Pemulangan Jenazah Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba dan Peninjauan Perlindungan Diplomat RI

Jenazah Zetro Leonardo Purba akan dipulangkan ke Indonesia, sementara Kemlu evaluasi perlindungan diplomat di luar negeri.

Perum Bulog Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk Stabilkan Harga dan Ketersediaan Pangan

Bulog menyalurkan beras SPHP secara masif, menjaga harga tetap stabil, dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Pemkab Bantul Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Setelah Temuan Ulat dan Jangkrik

Pemkab Bantul melakukan evaluasi dan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan MBG bagi siswa.

Lapas Kediri Cabut Hak Narapidana Pelaku Asusila, Korban Dipaksa Telan Benda Asing

Lapas Kediri menindak tegas napi pelaku asusila dengan mencabut haknya, korban dipaksa menelan benda asing, kasus dilaporkan.

Kopdeskel Merah Putih Jadi Kompensasi Pemotongan TKD, Pemerintah Siapkan Skema Rp16 Triliun

Pemerintah luncurkan Kopdeskel Merah Putih sebagai kompensasi pemotongan TKD, didukung dana SAL Rp16 triliun melalui bank Himbara.


See All
; ;