Internasional, gemasulawesi – Seorang warga Palestina di Kota Sur Baher yang terletak di tenggara Yerusalem terpaksa merobohkan rumahnya sendiri setelah dia menerima perintah pembongkaran dari Pemerintah Kota Yerusalem Barat dengan dalih pembangunan tanpa izin.
Menurut sumber-sumber lokal, warga Subhiya Shqeirat terpaksa membongkar rumahnya sendiri pada tanggal 22 Juli 2025 waktu setempat, jika tidak, pemerintah kota penjajah Israel akan membongkarnya.
“Mereka juga mewajibkan untuk membayar biaya yang sangat mahal,” katanya.
Hal tersebut terjadi setelah dia menerima perintah administratif yang hanya memberinya waktu beberapa hari untuk melakukan pembongkaran.
Rumah tersebut yang dibangun 12 tahun yang lalu dan memiliki ukuran sekitar 55 meter persegi adalah rumah bagi keluarga beranggotakan 5 orang.
Pemerintah kota penjajah Israel telah menghancurkan atau memaksa warga Palestina menghancurkan rumah mereka sendiri dengan dalih membangun tanpa izin yang jarang diberikan kepada warga Palestina di kota yang diduduki.
Ini adalah bagian dari kebijakan yang bertujuan untuk membatasi perluasan dan pertumbuhan Palestina di Yerusalem.
Warga Palestina yang berada di Yerusalem Timur terpaksa merobohkan rumah setelah menerima perintah pembongkaran untuk menghindari pembayaran yang selangit kepada pemerintah kota penjajah Israel jika pemerintah itu melakukan pembongkaran.
Warga Palestina menyampaikan mereka dipaksa membangun tanpa izin dikarenakan pemerintah kota penjajah Israel melakukan diskriminasi terhadap mereka dan menolak untuk mengeluarkan izin atau mengajukan pertanyaan yang tidak masuk akal yang membuat mereka tidak mampu untuk mengeluarkan izin.
Sementara itu, pada saat yang sama, ribuan unit perumahan dibangun untuk para pemukim Yahudi di kota itu, yang dibangun di atas tanah Palestina yang diambil alih dan dibuat mudah untuk diakses oleh mereka.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya 15 orang, termasuk dengan 4 anak-anak, meninggal karena kelaparan di Jalur Gaza karena blokade penjajah Israel terhadap Jalur Gaza menjerumuskannya ke dalam krisis kekurangan gizi yang semakin parah. (*/Mey)