Internasional, gemasulawesi – Para pemukim penjajah Israel di bawah perlindungan pasukan penjajah Israel menghancurkan tanah milik warga Palestina di Kota Beit Ula yang terletak di sebelah barat Hebron.
Para pemukim penjajah Israel tersebut juga mendirikan tenda di lokasi itu.
Sumber-sumber lokal memperlihatkan para penjajah Israel mulai membersihkan lahan di sebelah barat kota sebelum mulai mendirikan tenda pada hari Selasa, tanggal 22 Juli 2025 waktu setempat.
Hal tersebut dilakukan dalam upaya nyata untuk merebut tanah itu untuk perluasan pemukiman kolonial.
Warga Beit Ula dan daerah sekitarnya di Hebron barat terus mengalami serangan yang bertubi-tubi oleh para penjajah Israel, termasuk dengan pembongkaran tanah, pembatasan, dan pencabutan pohon yang mencegah pemilik tanah mengakses properti mereka.
Di sisi lain, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, memperingatkan situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di Jalur Gaza.
Dia menggambarkannya sebagai ‘pertunjukan horor’ yang ditandai dengan kehancuran massal dan kelaparan.
Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa pemandangan mengerikan di Jalur Gaza dengan tingkat kematian dan kehancuran yang tak tertandingi akhir-akhir ini tidak perlu dilihat lebih jauh lagi.
Hal tersebut disampaikannya dalam debat tentang multilateralisme dan penyelesaian sengketa secara damai.
Dia menyatakan kekurangan gizi meroket dan kelaparan mengancam di mana-mana.
Dia mengungkapkan kini hembusan napas yang terakhir dari sistem kemanusiaan yang dibangun di atas prinsip-prinsip kemanusiaan disaksikan.
Dia melanjutkan sistem itu tidak lagi diberi kondisi untuk berfungsi, tidak lagi diberi ruang untuk memberikan bantuan dan tidak lagi diberi rasa aman untuk menyelamatkan nyawa.
Baca Juga:
Beberapa Rumah di Kamp Pengungsi Nur Shams Dibakar Pasukan Penjajah Israel
Dalam kesempatan tersebut, dia mengecam operasi militer penjajah Israel dan menekankan dengan meningkatnya operasi militer penjajah Israel dan dikeluarkannya perintah pengungsian baru di Deir al-Balah, kehancuran di Jalur Gaza semakin bertambah.
Dia juga mencatat situasi di Jalur Gaza mencerminkan kegagalan yang lebih luas dalam menegakkan kewajiban internasional. (*/Mey)